Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatatkan sejumlah raihan penting sepanjang 2022, mulai dari peningkatan penyaluran kredit hingga aset.
Bank digital yang berada satu ekosistem dengan Akulaku Group ini mencatatkan kenaikan tingkat penyaluran kredit sebesar Rp10,24 triliun pada Desember 2022. Jumlah ini meningkat 139,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp4,27 triliun.
Direktur Utama Bank Neo Commerce (BNC) Tjandra Gunawan mengatakan proporsi penyaluran kredit mencakup 20 persen untuk sektor produktif dan 80 persen untuk sektor nonproduktif.
Bertumbuhnya penyaluran kredit dari emiten berkode saham BBYB ini membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan naik 436,94 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada akhir 2022, menjadi Rp1,69 triliun.
Di sisi lain, perseroan juga mencatatkan kenaikan kenaikan jumlah pengguna sebesar 55,6 persen menjadi 20,7 juta pengguna pada Desember lalu. Hal ini lantas mendorong fee based income BBYB melonjak 139,15 persen secara year-to-date (ytd) menjadi Rp293,59 miliar.
“Upaya kami dalam memberikan pilihan layanan yang lebih lengkap dan mudah digunakan, ternyata sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (1/4/2023).
Pencapaian lain BBYB adalah kenaikan aset sebesar 73,7 persen menjadi sebesar Rp19,69 triliun pada Desember 2022. Perolehan tersebut naik dari posisi Rp11,33 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp14,45 triliun.
Selain itu, BBYB juga mencatatkan penurunan nilai kerugian dari Rp990 miliar, menjadi Rp785 miliar per Desember 2022. Adapun rasio beban operasional perseroan menjadi 127,07 persen, atau turun dari posisi sebelumnya yakni 224,01 persen selama 2021.
Tjandra mengatakan capaian yang diraih sepanjang tahun lalu diharapkan mampu mendorong semangat perseroan untuk terus melanjutkan kinerja positif pada 2023.
“Tahun 2023 merupakan tahun bisnis, yang mana kami berfokus untuk memperluas lingkup layanan perbankan, tidak hanya pada sektor ritel, tapi juga mulai merambah pada sektor kredit produktif, UMKM, hingga korporasi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel