IHSG Diprediksi Sideways Pekan Depan, Cek Saham MAPI, AKRA & MTEL

Bisnis.com,09 Apr 2023, 16:33 WIB
Penulis: Artha Adventy
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan diprediksi bergerak sideways dengan beberapa katalis seperti aksi korporasi berupa pelaporan kinerja emiten, fluktuatifnya harga komoditas, serta menanti rilisnya beberapa data ekonomi dalam negeri dan luar negeri. 

Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menyebutkan selama IHSG masih kuat mempertahankan support pada MA-20 yaitu pada level 6.745, maka IHSG masih akan melanjutkan tren konsolidasi.

“Proyeksi IHSG untuk minggu depan cenderung sideways,” katanya dalam riset, Minggu (9/4/2023). 

Chisty menjelaskan secara keseluruhan, IHSG pada minggu depan diproyeksikan bergerak dalam rentang level support pada MA-20 di level 6.745 dan resistance pada level 6.890.

Untuk data ekonomi luar negeri, market masih menantikan rilis data pengangguran AS yang akan dirilis pada akhir pekan, ketika pasar dalam negeri justru ditutup libur. Adapun tingkat pengangguran AS pada Maret diproyeksikan di level 3,5 persen, lebih rendah dibanding periode sebelumnya pada Februari 2023 yang tercatat di level 3,6 persen. 

Hal ini memperbesar ekspektasi pasar untuk The Fed menahan kenaikan suku bunga acuannya pada pertemuan Mei mendatang sehingga seharusnya menjadi katalis yang cukup positif. 

Selain itu, investor masih menantikan rilis data inflasi China, inflasi Jepang, inflasi Amerika Serikat, neraca dagang China, serta gross domestic product Amerika Serikat yang akan dirilis minggu depan. Untuk data ekonomi dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada awal minggu depan. 

Sementara itu, IHSG ditutup tertekan 0,18 persen pekan lalu. Pergerakan IHSG sangat fluktuatif, pasar domestik sempat optimistis pada awal minggu, dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas yang menguat seperti batu bara, CPO, nikel, dan kenaikan harga minyak mentah yang turut membuat pergerakan emiten di sektor energi menguat.

Selain itu ekspektasi akan pembagian dividen jumbo dari saham berbasis batu bara dan pemberian insentif PPN 1 persen untuk kendaraan listrik roda empat dan bus yang resmi diberikan pemerintah minggu lalu juga turut menjadi katalis positif. 

“Namun, sepanjang pekan ini IHSG belum mampu ditutup hijau, indeks terpantau koreksi dan tekanan paling dalam sepanjang minggu ini adalah koreksi dari sektor teknologi sebesar 2,91 persen,” jelasnya. 

Koreksi pada indeks sektoral yang berbasis saham growth stock tersebut salah satu penyebabnya karena tekanan eksternal seperti potensi ekonomi Amerika Serikat yang diproyeksikan melemah pada tahun ini setelah rilisnya data pasar tenaga kerja AS. 

Laporan Pembukaan Lapangan Kerja (JOLTS) periode Februari 2023 hanya mencatat 9,93 juta pekerjaan baru yang terbuka, jumlah tersebut turun 632 ribu dibanding periode bulan Januari 2023. 

Selain itu, aktivitas jasa di AS pada data ISM Services juga telah rilis di mana periode Maret 2023 tercatat penurunan menjadi level 51,2 dari sebelumnya 55,1 pada Februari 2023. Kekhawatiran pelaku pasar juga meningkat akan adanya depresiasi permintaan pada tingkat global seiring dengan potensi perlambatan ekonomi secara global.

Pelaku pasar cenderung untuk memindahkan kepemilikan aset berisikonya dari saham growth stock ke saham yang cenderung defensif.

Berdasarkan proyeksi dan analisa tersebut, Ajaib Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yaitu MAPI, AKRA dan MTEL. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini