Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa NATO tampaknya bersiap untuk mengubah Moldova menjadi pijakan konfrontasi geopolitik dengan Rusia.
Dia mengatakan bahwa NATO juga menyatakan kesiapannya untuk memperdalam kerja sama dengan Chisinau, seperti dilansir dari TASS, Selasa (11/4/2023).
“Kami menilai pendalaman kerja sama beberapa negara dengan aliansi dan janji-janjinya akan dukungan sebelum menghadapi ancaman Rusia [justru] mengarah pada kudeta, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi," katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana sebelumnya mengatakan bahwa aliansi siap melangkah sejauh mungkin dalam hubungan dengan Moldova sebagaimana republik bersedia menjalin hubungan dengan NATO.
"Ini terutama berlaku pasca-ruang angkasa Soviet, yang NATO perlakukan sebagai semacam pijakan untuk kebuntuan geopolitik dengan negara kita. Rencana yang sama juga disiapkan untuk Moldova," lanjut Zakharova.
Menurutnya, upaya untuk menarik Moldova ke dalam NATO terlihat sangat buruk di tengah situasi di Ukraina, yang sebagian besar dipicu oleh kebijakan ekspansi aliansi yang tidak bertanggung jawab.
Dia menekankan bahwa politik Moldova harus memahami bahwa dengan berhubungan dengan NATO dapat mempertaruhkan kedaulatan.
“Kami berharap masih ada kekuatan politik yang tersisa di Moldova, yang mampu memahami bahwa pemulihan hubungan dengan NATO dapat menyebabkan hilangnya kedaulatan," tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa memperluas hubungan aliansi NATO dengan Moldova tidak memperhitungkan hubungan baik dengan negara lainnya.
"Bahwa perluasan aliansi yang tidak terkendali hanyalah kelanjutan dari tradisi neo-kolonial Barat, yang mengambil tidak memperhitungkan kekhasan politik internal negara maupun hubungan baik mereka yang telah terjalin selama berabad-abad dengan tetangga," tutup Zakharova.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel