Hotel di Bali Mulai Investasi ke Bangunan Hijau

Bisnis.com,11 Apr 2023, 16:05 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Suasana instalasi panel surya dari ketinggian./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, DENPASAR – Hotel berbintang di Bali mulai berinvestasi untuk mengubah konsep bangunan hotel menjadi lebih hijau dan ramah lingkungan yang lazim disebut konsep bangunan hijau/green building.

Sejumlah hotel di Bali mulai melirik manfaat green building dari sisi penghematan operasional maupun pangsa pasar. Hotel Citadines Berawa Beach Bali, menjadi satu dari sedikit hotel yang sudah melakukan investasi di green building.

General Manager Hotel Citadines Berawa Beach, Bogang Serpiyadi, menjelaskan sejak setahun terakhir sudah mulai beralih ke green building dengan mengubah beberapa infrastruktur gedung yang selama ini kurang dianggap ramah lingkungan. Perubahan yang paling besar di water system atau sistem pemanasan air yang tidak lagi menggunakan boiler. Kemudian lampu hotel menggunakan lampu jenis LED yang ramah lingkungan, AC juga diganti dengan jenis AC yang lebih hemat energi.

Untuk memulai peralihan tersebut, Bogank menjelaskan butuh investasi sekitar p300 juta hingga Rp500 juta. Menurutnya nilai tersebut tidak mahal karena manfaat yang didapat sangat besar.

“Kami menginvestasikan Rp300 juta, tidak sampai satu tahun sudah balik modal kok. Karena kami bisa menghemat biaya listrik yang setiap bulan mencapai Rp180 juta, sekarang bisa turun ke Rp120 juta, jadi ada penghematan yang besar,” jelas Bogank di Denpasar, Selasa (11/4/2023).

Benefit lainnya yang didapat oleh hotel dari sisi pasar, Bogank menyebut setelah beralih ke green building dan hotelnya mendapat sertifikat berstandar internasional untuk kategori bangunan ramah lingkungan, peminat hotelnya justru membludak. Bogank menjelaskan saat  ini 62 persen wisman secara global mencari hotel yang ramah lingkungan, mereka ingin menginap di hotel dengan karbon yang rendah dan berkontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan.

Banyaknya peminat hotel yang ramah lingkungan, menjadi peluang hotel untuk menaikkan harga kamar, dan menambah keuntungan bagi hotel. “Kami bisa memasang rate harga yang lebih bagus, saat ini saja harga kamar kami yang paling murah bisa Rp2 juta per malam,” kata dia.

Kesadaran yang sama belum terbangun di wisatawan domestik, Bogank mengaku tamu domestik yang menginap di hotel belum banyak yang sadar dengan green building, perlu sosialisasi yang masif, kalau dari segi peraturan, Bali sudah memiliki Pergub yang memadai, tinggal implementasinya yang belum optimal.

Sementara itu, Lembaga sertifikasi yang konsen dalam mendorong green buildingInternational Finance Corporation (IFC)  mencatat belum banyak hotel di Bali yang menerapkan green buildingEast Asia Least Program IFC, Farida Lasida Adji, menjelaskan di Bali baru dua hotel yang berinvestasi ke green building dan sudah memiliki sertifikat IFC.

“Baru ada dua hotel di Bali yang sudah mendapat sertifikasi secara internasional, kami terus mendorong, memang butuh investasi tapi kami melihat kembalinya cepat karena sejumlah benefit yang bisa diperoleh,” jelas Lasida.

Lasida mengaku saat ini sudah ada sejumlah hotel yang sedang berproses ke green building. Menurutnya jika hotel di Bali berhasil bertransformasi lebih ramah lingkungan, itu akan menjadi nilai plus bagi pariwisata Bali, baik dari segi lingkungan dan pangsa pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini