Arahan Panglima TNI setelah KKB Papua Gugurkan Prajurit ke Jurang

Bisnis.com,17 Apr 2023, 09:58 WIB
Penulis: Hesti Puji Lestari
Panglima TNI Yudo Margono (kiri), Rabu (8/2/2023), mengungkap bahwa pihaknya sempat melarang penerbangan ke bandara di wilayah Distrik Paro, termasuk Susi Air. JIBI/Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, SOLO - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah memberikan arahan tegas setelah satu prajuritnya ditembak KKB Papua.

Seperti diketahui, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamada Muda (Laksda) Julius Widjojono membenarkan jika ada penyerangan KKB Papua ke markas TNI di Nduga.

Ia juga menyebut bahwa sejauh ini hanya ada 1 prajuritnya yang tewas dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

Menurut Julius, Panglima TNI Yudo Margono saat ini telah memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur secara maksimal.

"Panglima TNI memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," ujar Laksda Widjojono, Minggu (16/4/2023).

Lebih lanjut, Julius juga mengatakan jika perintah lain dari Panglima TNI adalah melakukan operasi militer yang sifatnya smart operation.

Meski demikian, pihaknya tidak bisa menyampaikan strategi operasi yang akan dilakukan markas besar untuk menangani msalah ini.

“Perintah Panglima TNI jelas untuk melakukan operasi militer yang sifatnya smart operation, di mana sedikit mungkin mengurangi jatuhnya korban. Namun untuk strategi operasi tidak bisa disampaikan,” jelasnya. 

Dalam keterangannya, perwira tinggi bintang dua itu menegaskan jika posisi dan kondisi pilot Susi Air saat ini sebenarnya sudah diketahui areanya.

Akan tetapi, cuaca menghambat pergerakan yang hendak dilakukan.

“Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kemarin mami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio juga masih terhambat,” imbuh Julius.

Menurut perwira tinggi bintang dua itu menegaskan bahwa TNI tidak akan mundur sejengkalpun dari aksi teror yang dilakukan oleh KKB Papua. Dia juga menyarankan kepada publik untuk tidak mempercayai informasi di berbagai media sosial dan menunggu keterangan resmi dari TNI.

"Saya menyarankan merujuk kepada informasi mabes TNI."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hesti Puji Lestari
Terkini