Laba Emiten Batu Bara Hary Tanoe (IATA) Meroket jadi Rp578,75 Miliar pada 2022

Bisnis.com,17 Apr 2023, 16:40 WIB
Penulis: Rizqi Rajendra
Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibo PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) menorehkan kinerja positif sepanjang 2022 dengan kenaikan laba dan pendapatan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibo, PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) menorehkan kinerja positif sepanjang 2022 dengan kenaikan laba dan pendapatan yang signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, (17/4/2023), IATA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk sebesar US$38,95 juta atau sekitar Rp578,75 miliar (kurs: Rp14.854/US$).

Laba bersih tersebut meroket 1.388 persen secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2021 yang hanya membukukan sebesar US$2,61 juta.

Pertumbuhan laba IATA tersebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan 142,74 persen yoy menjadi US$192,06 juta atau sekitar Rp2,85 triliun, dibanding tahun sebelumnya sebesar US$79,12 juta.

Direktur Utama IATA Henry Suparman mengatakan pencapaian impresif perseroan sepanjang 2022 didorong oleh keputusan strategis untuk mengalihkan fokus bisnis perseroan menjadi perusahaan investasi, khususnya di sektor energi.

"Kami optimis IATA telah berada di jalur yang tepat dan akan melewati tahun 2023 dengan kinerja yang lebih baik lagi dengan terus meningkatkan output produksi, memperluas peluang bisnis baru, serta mengambil sejumlah langkah strategis, baik secara organik maupun anorganik dalam industri batu bara dan energi," ujar Henry dalam keterangan resmi dikutip Senin, (17/4/2023).

Adapun sepanjang 2022, IATA memproduksi 4,2 juta MT batu bara. Perseroan membidik total produksi 7 juta MT tahun ini, meningkat lebih dari 65 persen. Dengan asumsi harga batu bara US$ 50/MT, akan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 350 juta.

Seiring meningkatnya pendapatan, beban langsung perseroan juga meningkat 66,72 persen menjadi US$68,71 juta pada 2022, dibanding tahun sebelumnya sebesar US$41,21 juta.

Alhasil, laba bruto perseroan juga melesat 225,4 persen yoy menjadi US$123,34 juta dibanding 2021 sebesar US$37,9 juta.

Berdasarkan neraca, total aset IATA pada 2022 senilai US$180,28 juta atau sekitar Rp2,67 triliun. Aset tersebut tumbuh 80,38 persen yoy dibanding tahun sebelumnya US$99,94 juta.

Sementara itu, liabilitas perseroan naik menjadi US$104,93 juta pada 2022, dibanding tahun sebelumnya US$75,35 juta. Ekuitas juga naik jadi US$75,35 juta dibanding tahun 2021 sebesar US$26,58 juta.

Sejauh ini, IATA sudah memiliki cadangan batu bara sebanyak 343 miliar MT, hanya dari sekitar 20 persen total area penambangan seluas 72.478 Ha. Dengan kata lain, 58.673 Ha masih dalam proses eksplorasi, di mana IATA yakin cadangan terbukti akan terus bertambah, setidaknya mencapai 600 juta MT untuk seluruh IUP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini