Setelah Naik Hampir Tiga Kali Lipat, Standard Chartered Lepas Bisnis KPR

Bisnis.com,17 Apr 2023, 19:19 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Papan nama Standard Chartered terpasang di depan sebuah gedung, di Jakarta. /Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA — Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) secara resmi mengumumkan akan mengalihkan portofolio kartu kredit hingga kredit pemilikan rumah (KPR) kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).

Hingga saat ini, belum disebutkan secara pasti berapa total portofolio yang akan dialihkan tersebut. Hanya saja, Cluster Chief Executive Officer Indonesia and Asean Markets Standard Chartered, Andrew Chia memastikan bahwa pengalihan tersebut merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group di tahun 2021.

"Langkah ini memungkinkan kami untuk fokus pada penyediaan produk wealth management dan deposito yang inovatif kepada nasabah priority banking, mempercepat agenda digitalisasi kami untuk melayani nasabah mass retail, dan terus mengembangkan bisnis corporate, commercial and institutional banking kami di Indonesia," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (17/4/2023).

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2022 SCBI mencatatkan portofolio kredit sebesar Rp30,43 triliun meningkat 13 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp26,81 triliun.

Apabila dijabarkan berdasarkan sektor ekonominya, kredit perorangan yang menjadi salah satu portofolio yang akan dialihkan dalam aksi korporasi tersebut, sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp1,69 triliun. Angka tersebut turun 5 persen secara yoy dari Rp1,78 triliun pada 2021.

Selanjutnya, kredit perumahan atau real estate Standard Chartered per 2022 tercatat sebesar Rp234,36 miliar, naik 189 persen secara tahunan dari Rp81,04 miliar pada 2021.

Sementara itu, berdasarkan jenis dan mata uangnya, kredit konsumen dan kartu kredit dengan mata uang rupiah sepanjang 2022 sebesar Rp1,69 triliun, turun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1,78 triliun.

Adapun, kredit konsumen dan kartu kredit mata uang asing tercatat sebesar Rp543,93 miliar, meningkat tipis 1 persen dari Rp541,11 miliar.

Dari sisi kesehatan aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank per Desember 2022 sebesar 2,10 persen atau senilai Rp604,48 miliar. Angka tersebut turun dari posisi pada 2021 sebesar 2,48 persen atau senilai Rp609,69 miliar.

"Secara neto, rasio NPL pada tanggal 31 Desember 2022 dan 2021 masing-masing adalah sebesar 0,37 persen dan 0,48 persen," jelas manajemen Standard Chartered dalam laporan keuangannya dikutip, Senin (17/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini