Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) mengungkapkan peningkatan klaim setelah mudik Lebaran 2023 belum terlihat per hari ini.
Head of Communications and Customer Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto memastikan pihaknya akan mengupdate terkait angka klaim hingga akhir bulan.
“Tunggu sampai dengan akhir bulan ya, per hari ini saya collect [mengumpulkan] data dulu. Orang-orang baru balik [mudik], belum klaim,” kata Iwan kepada Bisnis, Rabu (26/4/2023).
Sebelumnya, Asuransi Astra memprediksi adanya kenaikan klaim usai mudik Lebaran. Hal tersebut sejalan dengan prediksi 143,8 juta orang diperkirakan mudik pada Lebaran 1444 H kali ini.
Selain itu, tiga tahun terakhir Indonesia diketahui berjuang melawan pandemi Covid-19.
"Biasanya [klaim] akan naik itu setelah mudik. Biasanya seperti itu, lalu lintas tinggi. Mobil pada keluar, risiko meningkat," kata Iwan kepada Bisnis, Rabu (5/4/2023).
Meskipun demikian, Iwan belum mengetahui pasti berapa peningkatan klaim yang akan terjadi. Namun dia memprediksi peningkatan lantaran tahun ini kemungkinan akan terjadi mudik besar-besaran setelah 3 tahun pandemi.
"Beberapa tahun terakhir [pandemi] kan enggak mudik," imbuhnya.
Pada 2020 silam, Asuransi Astra menyatakan bahwa pandemi akan merubah tren pendapatan asuransi kendaraan saat masa mudik. Kala itu, Iwan menjelaskan penjualan asuransi kendaraan sangat berkaitan dengan kinerja industri otomotif.
Pembelian kendaraan bermotor akan disertai dengan asuransi. Menurutnya masa-masa menjelang lebaran biasanya merupakan salah satu titik pertumbuhan pembelian kendaraan bermotor.
Hal itu pun menjadi momentum pertumbuhan bagi industri asuransi, termasuk Asuransi Astra. Larangan mudik pun dinilai akan memengaruhi kinerja asuransi kendaraan pada masa lebaran.
"Kondisi saat ini kan berbeda ya, pasti berpengaruh terhadap kinerja asuransi kendaraan. Saat ini semua industri terpengaruh [oleh pandemi Covid-19]," ujar Iwan kepada Bisnis, Senin (4/5/2020).
Adapun pendapatan underwriting Asuransi Astra pada 2020 mencapai Rp958 miliar. Angka tersebut kemudian sedikit meningkat menjadi Rp1,1 triliun pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel