Penyaluran KUR Awal Tahun Lambat, Ini Alasannya Menurut BRI (BBRI)

Bisnis.com,29 Apr 2023, 09:48 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Salah satu kantor Bank BRI/bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada awal tahun ini atau kuartal I/2023 terpantau lambat. Dari alokasi setahun penuh yakni Rp450 triliun, penyaluran KUR baru terealisasi Rp25 triliun hingga Maret 2023.

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Supari mengatakan lambatnya penyaluran KUR pada awal tahun ini karena perbankan masih menunggu berbagai regulasi dari pemerintah. Menurutnya, penyaluran KUR bukan semata kebijakan bank.

Penyaluran KUR diatur oleh komite kebijakan KUR secara nasional di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Aturan dari kementerian terkait yang tertuang dalam Permenko No 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat baru terbit pada akhir Januari 2023. 

Dengan begitu, per Januari semua bank belum bisa salurkan KUR. "Praktis bank penyalur per Januari kemarin belum bisa salurkan KUR karena kebijakan belum ada," kata Supari dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Selain regulasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, perbankan juga masih menunggu kebijakan lainnya yakni Keputusan Menteri Keuangan terkait suku bunga dan beban masyarakat sebagai penerima KUR.

"Jadi, jika di masyarakat KUR BRI ini terkesan lambat, disebutkan seolah BRI tidak mau salurkan KUR itu salah besar. Ini lembaga profesional dikelola direksi profesional, jadinya tata kelola ini penting," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan dari realisasi KUR secara nasional hingga Maret 2023 yang mencapai Rp25 triliun, BRI masih menjadi penyumbang terbesar yakni 61 persen dari total KUR nasional atau Rp14,98 triliun pada kuartal I/2023.

"Kalau ada informasi yang menggiring opini, bahwa BRI tidak mau salurkan KUR, informasi itu sesat, karena sampai Maret 2023, KUR nasional dikontribusikan BRI," ungkap Sunarso.

Sebagaimana diketahui, alokasi KUR tahun ini mengalami peningkatan, dari Rp373,17 triliun alokasi 2022 menjadi Rp450 triliun pada tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan penyaluran KUR berfungsi sebagai pendorong stabilitas ekonomi nasional di tengah proyeksi ketidak pastian kondisi ekonomi global pada 2023.

"Kemudian juga menjadi penting ditengah situasi seperti ini domestik ekonomi dijaga, dan untuk menjaga hal tersebut ekonomi kelas menengah dibangkitkan," jelas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini