Bisnis.com, JAKARTA — Emiten leasing PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) atau Clipan Finance membidik profit sebesar Rp339 miliar pada 2023.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan target profit yang dibidik perusahaan masih konservatif dan kemungkinan dapat mencetak profit yang lebih besar.
“Pertumbuhan ytd [year-to-date] 2023 kami masih memakai budget target awal, yaitu profit Rp339 milliar. Walaupun kemungkinan profit bisa lebih besar,” kata Harjanto kepada Bisnis, Senin (1/5/2023).
Adapun untuk mencapai target tersebut, emiten saham koleksi kawakan Lo Kheng Hong itu telah menyiapkan sejumlah strategi, salah daging adalah dengan tetap melakukan penetrasi pasar di dealer atau showroom rekanan agar optimal.
“Kami juga akan melakukan pertumbuhan pembiayaan corporate atau fleet customer melalui kerja sama dengan induk perusahaan, yaitu Bank Panin dan menggarap nasabah retail Bank Panin melalui produk KPM Panin,” ujarnya.
Selain itu, CFIN turut akan melakukan pengembangan channel distribusi serta konsisten menjalin kerja sama dengan digital platform otomotif.
Meski demikian, CFIN melihat masih terdapat tantangan yang akan dihadapi industri pembiayaan. Salah satunya adalah adanya risiko kredit macet, di mana masih adanya kesadaran masyarakat yang kurang untuk memenuhi kewajibannya membayaran angsuran.
“Ada beberapa nasabah yang masih meng-cover alih kendaraan ke pihak lain tanpa izin atau proses ke finance company atau leasing, yang mengakibatkan kerugian bagi leasing karena pihak ketiga tersebut tidak melakukan pembayaran angsuran,” tambahnya.
Selain itu, Harjanto menilai kenaikan suku bunga perbankan juga akan menjadi tantangan di industri ini.
Perlu diketahui, pada kuartal I/2023, emiten bersandi saham CFIN membukukan peningkatan laba bersih tahun berjalan hingga 6.508 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp105,08 miliar dari sebelumnya bernilai Rp1,58 miliar.
Harjanto mengungkapkan bahwa pertumbuhan Clipan Finance pada tiga bulan pertama 2023 disebabkan oleh pembiayaan baru dan fee-based income yang meningkat di 2022 sampai dengan kuartal I/2023 yang signifikan berkotribusi terhadap kenaikan pendapatan.
Harjanto menambahkan adanya kualitas pembiayaan yang membaik di kuartal I/2023 juga mengerek laba perusahaan, sehingga CFIN menyesuaikan biaya pencadangan atau provisi. Pasalnya di kuartal I/2022, perusahaan masih konservatif menyediakan pencadangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel