Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp10,22 miliar pada kuartal I/2023. Perolehan laba ini turun 14,69 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,98 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penurunan laba bersih bank syariah ini didorong oleh penyusutan pendapatan setelah distribusi bagi hasil 44,4 persen yoy menjadi Rp57,17 miliar.
Bank Muamalat juga mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp5,2 miliar pada kuartal I/2023.
Sementara itu, imbal aset (return on asset/ROA) Bank Muamalat naik tipis 1 basis poin (bps) menjadi 0,11 persen. Namun, imbal ekuitas (return on equity/ROE) turun 11 bps menjadi 0,85 persen.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga menebal dari 96,31 persen pada kuartal I/2022 menjadi 96,41 persen pada kuartal I/2023. Semakin besar BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Bank Muamalat telah menyalurkan pembiayaan Rp19,39 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh 2,37 persen yoy. Pembiayaan bank didominasi oleh pembiayaan bagi hasil musyarakah yang naik 15,6 persen yoy menjadi Rp11,41 triliun pada kuartal I/2023.
Aset bank syariah ini pun naik 2,49 persen yoy menjadi Rp61,59 triliun pada kuartal I/2023.
Namun, Bank Muamalat mencatatkan peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross dari 0,94 persen pada kuartal I/2022 menjadi 2,75 persen pada kuartal I/2023. NPF net bank juga meningkat dari 0,12 persen menjadi 0,75 persen.
Bank Muamalat memperoleh dana pihak ketiga (DPK) Rp45,49 triliun pada kuartal I/2023, turun tipis dibandingkan DPK pada periode yang sama tahun lalu Rp45,73 triliun. Dana murah atau current account savings account (CASA) Bank Muamalat juga turun 5,29 persen yoy menjadi Rp20,23 triliun pada kuartal I/2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel