Bisnis.com, JAKARTA— Penipuan online makin marak terjadi di masyarakat. Bahkan ada modus baru, yakni penawaran kerja paruh waktu dengan sistem online yang berujung penipuan.
Seperti yang baru-baru ini dikeluhkan oleh warganet di Twitter. Akun @Giarsyahsyifa milik Syifa Giarsyah yang mengalami penipuan Rp21 juta setelah mendapatkan tawaran kerja dari grup Telegram.
“Awalnya dari WA terus di-invite ke dalam grup telegram, ngaku dari accurate creative [perusahaan media partner iklan dan pemasaran], dia ngasi tugas buat like+subscribe channel YouTube para mitra dari perusahaan itu. Ibarat naikin traffic akun pake bot tapi ini real user asli,” kata akun @Giarsyahsyifa di Twitter, seperti dikutip Senin (8/5/2023).
Syifa awalnya tidak tertarik namun karena banyak yang ikut akhirnya pun penasaran dengan grup tersebut. Di dalam grup Telegram ada lebih dari 300 orang yang bergabung.
Selain itu, tugas yang diberikan pun menurutnya cukup mudah. Setelah menyelesaikan tugas dia mengaku akan mendapatkan uang yang ditransfer melalui rekening.
“Setiap selesai tiga tugas, rewardnya langsung ditransfer. Ya udah akhirnya cobain. Malam itu aku ngerjain tiga tugas dan bener di transfer Rp15 ribu. Lanjut aku ngerjain tugas keempat dan kelima, tapi tugas keenam bukan like dan subscribe ada tugas lain. Namanya tugas peningkatan,” tuturnya.
Syifa mengaku apabila menyelesaikan tugas peningkatan tersebut maka reward yang didapatkan akan semakin besar. Dia pun semakin terlena dengan kegiatan yang dilakukan sampai akhirnya dirinya harus mengeluarkan uang pribadi untuk menaikan transaction rate di website crypto dengan cara deposit.
Nominalnya yang harus dikeluarkan mencapai Rp300 ribu sampai Rp500 ribu. Awalnya dia mengaku ragu untuk mengeluarkan uang pribadi. Namun, tertarik lantaran banyak yang mencoba untuk menaikan transaction rate bahkan sampai jutaan rupiah.
“Ya, kelihatannya seperti beneran mereka share juga bukti transfer reward-nya Rp20 persen dari nominal deposit. Akhirnya aku pun ikut deposit,” kata dia.
Syifa pun mengaku mendapatkan keuntungan setelah meningkatkan transaksi dengan transfer uang dan menyelesaikan tugas. Akhirnya, nominal yang dikeluarkan pun semakin besar sampai 2,5 juta.
Dia kemudian bergabung dengan grup yang anggotanya lebih kecil yakni sekitar lima orang. Di grup tersebut Syifa mengaku mendapatkan tugas review hotel dan nominal depositnya semakin besar yakni Rp3,7 juta. Bahkan tugas terlahir nominalnya semakin besar, yakni Rp14,7 juta.
Syifa mengaku awalnya bingung namun karena tugas terakhir dan takut uang yang sebelumnya hangus, dia memilih untuk merogoh tabungan dan mengisi deposit Rp14,7 juta tersebut. Tidak sampai disitu nominal deposit ternyata semakin besar, yakni mencapai Rp30 juta.
“Aku mulai menangis dan otakku menyadari kalau aku kena tipu, tapi hatiku denial merasa ini enggak mungkin,” katanya.
Dia mulai menghubungi orang-orang di grup tersebut dan mengaku tidak akan melakukan deposit. Namun justru apabila tidak melajukan deposit, uangnya yang terkumpul akan hangus.
Dia pun akhirnya memilih untuk melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi. Namun justru mendapatkan perlukan yang kurang menyenangkan.
“Dikantor polisi para pelaku ini chat bahkan sempet telepon aku krn aku bilang mau transfer. posisiku di kantor polisi loh ini tapi respon polisinya apa coba? Mereka malah balik nanya sama aku, memangnya gampang melacak penipu? mba mau nya gimana?” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel