Rusia Luncurkan Serangan Besar-Besaran ke Ukraina, 60 Drone Kamikaze Ditembakkan

Bisnis.com,09 Mei 2023, 06:14 WIB
Penulis: Nancy Junita
Drone Shahed-136 merupakan drone buatan Iran yang digunakan Rusia dalam perang Ukraina. Menurut klaim ukraina, drone Shahed-136 paling banyak ditembak jatuh.

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia meluncurkan serangan kawanan drone terbesarnya selama berbulan-bulan melawan Ukraina pada malam liburan Rusia merayakan kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945. Sebanyak 60 drone Kamikaze menyerang Ibu Kota Kyiv dan kota di Pelabuhan Laut Hitam Odesa, serta menembaki kota-kota lain.

Melansir Reuters, berikut rangkuman perang Rusia vs Ukraina:

Konflik

1. Dalam jeda baru dengan Moskow, Ukraina menandai peringatan itu pada hari Senin (8/5/2023) sejalan dengan praktik sekutu Baratnya.

2. Wali Kota Kyiv mengatakan Rusia telah menembakkan 60 drone kamikaze buatan Iran, termasuk 36 di Kyiv, yang semuanya telah ditembak jatuh. Namun, puing-puing menghantam apartemen dan bangunan lain, melukai sedikitnya lima orang.

3. Kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner mengatakan pasukannya mulai menerima amunisi yang diperlukan untuk menekan gerak maju mereka untuk merebut kota Bakhmut, Ukraina timur yang telah lama dikepung.

4. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan telah terjadi pertempuran sengit di Bakhmut dan sekitarnya.

5. Lebih dari 20 kota dan desa diserang di wilayah Zaporizhzhia tengah, kata angkatan bersenjata dalam sebuah pernyataan.
Kota selatan Kherson dan setidaknya tujuh pusat lainnya di wilayah itu juga dibombardir.

6. Gubernur wilayah Zaporizhzhia yang ditunjuk Rusia, Yevgeny Balitsky, mengatakan sekitar 3.000 warga sipil telah dievakuasi dari daerah dekat garis depan yang diserang di Zaporizhzhia, salah satu daerah Ukraina dapat melancarkan serangan balasan.

7. Operasi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia ditangguhkan jika terjadi "provokasi" oleh pasukan Ukraina, kantor berita TASS.

Kesepakatan Biji-Bijian

1. Rusia secara efektif menghentikan kesepakatan biji-bijian laut Hitam yang berakhir pada 18 Mei, dengan menolak mendaftarkan kapal yang masuk, kata Kementerian Rekonstruksi Ukraina.

Moskow mengancam akan keluar dari perjanjian, yang bertujuan untuk membantu meringankan krisis pangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini