Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih periode tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp18,36 miliar. Laba ini tumbuh 42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp12,97 pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bank Sahabat Sampoerna merupakan entitas bisnis keuangan keluarga Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama (967,95 juta lembar saham), Grup Alfa melalui PT Cakrawala Mulia Prima (215,1 juta lembar saham), Abakus (Asia Pacifik) Pte Ltd (38,36 juta lembar), dan Eka Dharmajanto Kasih (11,95 juta lembar saham). Kepemilikan ini mengacu kepada pengumuman di Beritanegara terbaru.
Mengacu pada laporan publikasi yang dibagikan perseroan, dikutip Selasa (9/5/2023) penghijauan pada sisi bottom line seiring dengan menyusutnya beban kerugian penurunan nilai (impairment) sebesar 47 persen secara yoy menjadi Rp55,47 miliar dari posisi sebelumnya Rp105,27 miliar.
Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra menuturkan bahwa peningkatan laba bersih perseroan juga tak terlepas dari peran intermediasi yang dijalankan.
"Pertumbuhan jumlah pinjaman dan DPK memungkinkan Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp18,4 miliar pada kuartal pertama tahun 2023. Jumlah ini meningkat 42 persen dibandingkan laba bersih kuartal pertama tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp 13,0 miliar,” jelas Henky dalam keterangan tertulis.
Secara lebih rinci, hingga Maret 2023 Bank Sampoerna tercatat telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp2,9 triliun. Dimana, sebesar Rp1,4 triliun di antaranya secara langsung diberikan pada UMKM, meningkat 81 persen dibandingkan penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi pendanaan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna hingga akhir Maret 2023 tercatat Rp11,2 triliun, meningkat 23,1 persen dibandingkan dana yang dihimpun pada satu tahun sebelumnya.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh simpanan giro yang tumbuh 54 persen secara yoy menjadi Rp1,41 triliun dari Rp917,53 miliar.
Kemudian, deposito yang meningkat 24 persen secara yoy menjadi Rp8,66 triliun dari Rp6,99 triliun. Sedangkan, simpanan tabungan susut 6 persen menjadi Rp1,08 triliun.
Di samping itu, hingga Maret 2023 Bank Sampoerna turut membukukan struktur permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio tingkat kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 34 persen hingga akhir Maret 2023.
Dari sisi rasio profitabilitas, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) bank tercatat tumbuh tipis 10 basis poin (bps) menjadi 0,56 persen. Sedangkan, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) bank tercatat menurun 63 bps.
Adapun, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Sampoerna tumbuh 211 bps menjadi 7,47 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 5,36 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel