Bisnis.com, MALANG - Pemusnahan uang tak layak edar di Bank Indonesia (BI) Malang mencapai Rp5,3 triliun pada 2022.
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedi Prasetyo mengatakan untuk tahun ini sampai dengan April 2023, mencapai Rp1,7 triliun. Jika dirata-ratakan, setiap empat bulan angkanya sama, maka mencapai Rp5,1 triliun, menurun sedikit bila dibandingkan 2022.
“Angka itu termasuk besar sehingga perlu ada pemahaman yang baik dari masyarakat terkait cinta, bangga, dan paham (CBP) rupiah,” katanya pada Training of Trainer CBP Rupiah untuk guru SD-SMA di Malang, Sabtu (13/5/2023).
Untuk memperpanjang masa edar uang kartal, maka harus ada pemahaman yang kuat dan baik dari masyarakat untuk merawat uang kartal yang mereka miliki.
Survei Literasi CBP Rupiah 2022, kata dia, angkanya cukup baik, yakni cinta 72,19 persen, bangga 72,57 persen, dan paham 72,85 persen.
Angka literasi sebesar itu masih belum ideal.
Idealnya setidaknya mencapai 80 persen sehingga masuk kategori baik.
Dampak masih kurang literasi CBP Rupiah, masih ditemukan peredaran palsu di wilayah kerja BI Malang. Sampai triwulan I/2023, ada 1.110 lembar uang palsu.
“Kebanyakan uang kartal yang dipalsukan pecahan Rp50.000 dan Rp100.000,” ucapnya.
Untuk meningkatkan angka literasi CBP Rupiah, kata Dedy, maka pintu masuk yang paling efektif lewat pelatihan bagi guru. Dari hasil pelatihan, mereka diharapkan dapat mendiseminasikan kepada para murid .
Apalagi data yang ada juga menyebutkan, uang tidak layak edar kebanyakan terdapat di kalangan siswa sekolah.
Selain itu, BI juga menggelar BI Goes to School untuk menyasar langsung murid.
“Untuk mengetahui efektifitas dari diseminasi CBP Rupiah, kami juga menggelar School Summit,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Sri Handayani Widyawati W, mengatakan kegiatan training of trainer bagi guru SD-SMA itu penting untuk meningkatkan angka literasi CBP Rupiah bagi guru sehingga dapat disosialisasikan ke masyarakat, terutama siswa sekolah.
Ke depan, pelatihan bagi guru tidak sebatas terkait CBP Rupiah melainkan juga tentang kebanksentralan secara umum dan lainnya sehingga dapat meningkatkan literasi guru tentang ke-BI-an. Pada gilirannya, akan dapat diseminasikan ke siswa-siswa.
Dedy merespon positif permintaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, kata dia, dalam setiap pelatihan CBP Rupiah sebenarnya telah diberikan juga pelatihan tentang kebanksentralan seperti pemberian materi tentang inflasi.
“Sudah kok. Seperti hari ini, ada pemberian materi tentang inflasi,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel