Terima Ribuan Keluhan Kreditur, Bos Investree Sebut Mayoritas Ambil Risiko Kredit Tinggi

Bisnis.com,15 Mei 2023, 09:38 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi di acara Investree Conference (i-Con) 2022 Empowering the Grow7h of Creative Industry through Fintech & Digital Ecosystem” di Jakarta, Rabu (14/12/2022). JIBI/Rika Anggraeni.

Bisnis.com, JAKARTA — Platform financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending PT Investree Radhika Jaya (Investree) mengungkapkan bahwa pihaknya menerima 3.948 keluhan dari kreditur (lender) ritel berdasarkan peringkat (rating) pendanaan. Keluhan tersebut masuk ke kanal resmi Investree sampai dengan April 2023.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi merincikan bahwa sebanyak 79,92 persen atau 3.155 keluhan merupakan kreditur yang menyampaikan keluhan dengan risiko kredit berisiko tinggi.

“Kalau kita lihat di sini dominasi dari komplain tersebut memang sayangnya lender mengambil risiko kredit yang lebih tinggi, di rating debitur B, C, dan C-,” kata Adrian kepada Bisnis di Pidari Lounge, Jakarta, Jumat (12/5/2023).

Adrian menuturkan bahwa ada pula jumlah kreditur yang memberikan keluhan di rating A+ dan A dengan total mencapai 793 kreditur. Kendati demikian, lanjut Adrian, sebagian besar keluhan datang dari kreditur di rating B, C, dan C-.

“Artinya memang secara risiko pendanaan yang mereka danai relatif lebih tinggi, sehingga potensi gagal bayarnya juga lebih tinggi. Mungkin masyarakat melihat return, itu yang kami asumsikan dan mungkin hipotesis dari [data] ini,” ujarnya.

Adrian menekankan bahwa rating tersebut bukan merupakan rekomendasi Investree. Di samping itu, pihaknya juga telah memberikan informasi di dalam proposal terkait kontrak hingga kondisi keuangan peminjam (borrower).

“Informasi itu yang kami berikan kepada lender untuk dia menentukan pilihan,” sambungnya.

Meski demikian, Adrian menuturkan bahwa Investree bertanggung jawab untuk menyelesaikan kepada para kreditur ritel dan terus memberikan informasi serta monitoring.

“Penyelesaian memang butuh waktu dan ada beberapa langkah penyelesaian yang ada di luar kewenangan kami, seperti di pengadilan, kurator, PKPU, ada di proses lelang karena kami jual aset dari debitur,” tandasnya.

*Wawancara dengan Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi merupakan bagian dari laporan khusus "Kantong Kering P2P Lending" yang terbit di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (15/5/2023). Baca selengkapnya di epaper.bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini