Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Citibank, N.A., Indonesia memproyeksikan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) terjadi pada semester II/2023. Hingga akhir tahun ini, suku bunga acuan bisa mencapai 5 persen.
Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan tren penurunan suku bunga acuan BI itu akan terjadi secara bertahap sebanyak 3 kali dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin (bps). Per September 2023, suku bunga acuan diprediksi mulai turun 25 bps menjadi 5,5 persen.
"Kami melihat ada ruang penurunan suku bunga menjadi 5 persen pada semester kedua tahun ini," katanya dalam konferensi pers yang digelar Citibank Indonesia pada Senin (15/5/2023).
Dia menjelaskan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi tren penurunan suku bunga acuan BI itu. Salah satu faktor misalnya terkait dengan proyeksi terhentinya tren kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fed) seiring pelambatan inflasi.
Di level domestik, inflasi per September 2023 diperkirakan akan turun mencapai level 3 persen.
Kemudian, tren penurunan suku bunga acuan BI didorong oleh outlook neraca pembayaran Indonesia yang akan lebih baik daripada tahun lalu. "Ada juga perbaikan di sisi neraca arus modal terutama di arus modal portofolio ke Indonesia," ujar Helmi.
Sebagaimana diketahui, suku bunga acuan BI telah mengalami tren peningkatan sejak pertengahan tahun lalu hingga awal tahun ini menjadi 5,75 persen. Kemudian, dalam tiga bulan terakhir, tren peningkatan suku bunga acuan BI terhenti.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 17-18 April 2023 telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan ke level 5,75 persen. Lebih lanjut, suku bunga deposit facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga lending facility 6,5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan menahan suku bunga acuan tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking.
"Bank Indonesia meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75 persen tersebut memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2-4 persen di sisa 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen [IHK] kembali ke dalam sasaran 2-4 perseen lebih awal dr perkiraan sebelumnya," ujar Perry dalam pengumuman hasil RDG BI pada bulan lalu (18/4/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel