Hacker LockBit Pernah Minta Tebusan hingga Hampir Rp1 Triliun, Endingnya Data Tetap Disebar

Bisnis.com,16 Mei 2023, 14:00 WIB
Penulis: Hesti Puji Lestari
Ilustrasi Hacker Lockbit/ Pixabay

Bisnis.com, SOLO - Kelompok hacker LockBit yang sedang membuat nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) resah pernah meminta tebusan dengan angka di luar nalar.

Bagaimana tidak, LockBit tercatat pernah melakukan pemerasan terhadap korbannya dengan meminta uang tebusan senilai 66 juta dollar atau sekira Rp978 miliar.

Dilansir dari Telegraph, permintaan tebusa yang begitu tinggi tersebut diajukan oleh kelompok hacker LockBit terhadap perusahaan asal Inggris, Royal Mail.

Royal Mail sendiri merupakan bisnis internasional yang menyediakan layanan pos dan pengiriman di seluruh jaringan di Inggris Raya.

Kepada Royal Mail, LockBit melalukan peretasan dengan memblokir pengiriman surat internasional dengan membobol perangkat lunak Royal Mail, menurut informasi yang dirilis geng tersebut di web gelap.

Serangan itu menghentikan pengiriman parsel ke luar negeri dan mengunci printer penting yang digunakan untuk memproduksi label pabean.

Penjahat online juga mencoba menggunakan undang-undang UE untuk mengancam Royal Mail agar menyerahkan 0,5 persen penjualannya sebagai pembayaran tebusan.

"$80 juta adalah 0,5 persen dari pendapatan Anda, $640 juta adalah 4 persen dari pendapatan Anda. Kami meminta 8 kali lebih sedikit dari negara Anda. Selain harga ini, Anda mendapatkan dekripsi data Anda," bunyi ancaman LockBit kepada Royal Mail pada Februari 2023 lalu.

Meski demikian, Royal Mail menolak memberikan uang tebusan yang diminta hacker LockBit tersebut.

Setelah melakukan negosiasi yang cukup panjang, LockBit kehilangan kesabaran.

Imbasnya, kelompok hacker LockBit akhirnya menerbitkan file-file penting yang mereka curi dari Royal Mail.

“Kebocoran tersebut mengakhiri negosiasi selama berminggu-minggu, meninggalkan Royal Mail tanpa dekripsi, dan LockBit tanpa hari gajian," kata perusahaan keamanan siber MalwareBytes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hesti Puji Lestari
Terkini