Bisnis.com, JAKARTA – Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan penjualan properti residensial atau hunian di pasar primer pada kuartal I/2023 menurun. Hal ini disebabkan mengempisnya penjualan tipe rumah kecil dan besar pada periode tersebut.
“Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan I/2023 mengalami penurunan,” ujar Kepala Departemen komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (17/5/2023).
Berdasarkan hasil Survei Properti Residensial (SHPR), penjualan properti residensial pada kuartal pertama tahun ini terkontraksi 8,26 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini berbanding terbalik dari kuartal sebelumnya, yang tumbuh 4,54 persen yoy.
Penurunan disebabkan oleh kontraksi penjualan rumah kecil dan besar, yang masing-masing sebesar 15,64 persen dan 6,52 persen yoy. Adapun penjualan rumah menengah kembali tumbuh 6,55 persen yoy, setelah terkontraksi 18,88 persen yoy pada kuartal sebelumnya.
Responden mengungkapkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan penjualan properti residensial turun pada kuartal I/2023, antara lain, kenaikan harga bangunan (25,05 persen), masalah perizinan atau birokrasi (14,71 persen), dan suku bunga KPR (14,71 persen).
Selain itu, tingginya proporsi uang muka tinggi dalam pengajuan KPR juga menjadi salah satu faktor dengan persentase responden mencapai 11,7 persen dan perpajakan 8,81 persen.
Penjualan properti pada kuartal I/2023 juga mengalami kontraksi secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) sebesar 11,03 persen. Kontraksi disebabkan penurunan penjualan rumah tipe kecil sebesar 17,69 persen qtq dan rumah tipe besar 15,10 persen qtq.
Di sisi lain, Erwin menyampaikan perkembangan harga properti residensial di pasar primer pada kuartal I/2023 meningkat terbatas, yakni 1,79 persen yoy. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 2 persen.
“Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial,” kata Erwin.
Pada kuartal I/2023, sebesar 73,31 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.
Sementara itu, dari sisi konsumen, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 74,83 persen dari total pembiayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel