Saat Pabrik Sepatu Dean Shoes PHK, Silver Skyline Perluas Produksi ke Garut dengan 6.000 Pekerja

Bisnis.com,19 Mei 2023, 13:39 WIB
Penulis: Hakim Baihaqi
Ilustrasi pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, GARUT - Posisi Jawa Barat di industri alas kaki tidak sepenuhnya redup. Di tengah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal 3.000 pekerja di Pabrik Sepatu Dean Shoes yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, pemerintah Kabupaten Garut menyebut mereka bersiap menyambut investor yang hendak membuka pabrik alas kaki dengan target 6.000 pekerja.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Garut menyebutkan, tahun ini ada ada investor yang datang ke Kabupaten Garut, Jawa Barat bakal membanguna industri alas kaki dan sepatu olahraga.

Kepala DPMPTSP Garut, Wahyudijaya mengatakan, investor itu memilih Kecamatan Cibatu sebagai tempat untuk lokasi pabrik. Saat ini, sudah masuk tahap format regulasi dan penataan kendala dari aspek energi. 

“Mereka sekarang sudah dalam tahapan progres fisik, tapi dengan kekurangan regulasi ini sedang berproses,” kata Wahyudijaya di Kabupaten Garut, Jumat (19/5/2023).

Dia menyebutkan, pemerintah daerah menyambut baik kehadiran investor tersebut karena diprediksi bisa menyerap banyak tenaga kerja dan pajak retribusi bagi daerah.

Menurutnya investor tersebut mengaku siap menyerapa tenaga kerja lokal Kabupaten Garut lebih banyak untuk mengentaskan tingginya permasalahan angka pengangguran.

“Komitmen dari pihak perusahaan sendiri akan memberdayakan potensi tenaga lokal. Kami bersama Disnakertransberencana mencetak tenaga kerja yang diperlukan oleh pihak PT Silver Skyline Indonesia [investor],” katanya.

Manager PT Silver Skyline Indonesia, Ervan Fadli mengatakan, perusahaannya itu merupakan industri sepatu yang berorientasi ekspor. Di Kecamatan Cibatu, bakal dibangun pabrik di atas lahan 14,5 hektare.

“Sebelum Garut, kami sudah mendirikan pabrik di Purwakarta. Di sana, kami menyerap 90 persen tenaga kerja lokal,” kata Ervan.

Industri pengolahan itu, nantinya bakal menyerap 5.000 hingga 7.000 pekerja lokal dengan latar pendidikan paling rendah jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Ervan berharap, keberadaan pabrik tersebut bisa didukung oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Garut, sehingga angka pengangguran terutama di wilayah Kecamatan Cibatu dan sekitarnya bisa ditekan.

“Penyerapan bakal dilakukan secara bertahap sampai dengan dengan 6.000 pekerja. Kami berharap masyarakat harus mempunyai rasa memiliki bahwa ini adalah periuk nasi kita harus dijaga bersama,” kata Ervan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini