Top 5 News Bisnisindonesia.id: Laba Bank Konglomerat hingga Mochtar Riady

Bisnis.com,20 Mei 2023, 08:15 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Bank-bank milik konglomerat seperti PT Bank Mega Tbk. (MEGA) milik Chairul Tanjung hingga PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU) milik taipan James Riady mencatatkan kinerja laba yang moncer pada kuartal I/2023 atau awal tahun ini.

Berita tentang laba bank konglomerat menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Sabtu (20/5/2023):

1. Adu Tebal Laba Bank Milik Konglomerat di Awal Tahun

Berdasarkan laporan keuangan, laba Bank Mega milik Chairul Tanjung tumbuh 40,02 persen secara tahunan (year-on-year /YoY) menjadi Rp985,38 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.

Selain Bank Mega, Chairul Tanjung juga membesut bank digital yakni PT Allobank Indonesia Tbk. (BBHI). Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih 21 persen YoY menjadi Rp90,49 miliar pada kuartal I/2023.

Chairul Tanjung menguasai Bank Mega melalui PT Mega Corpora yang menggenggam saham 58,02 persen dan menjadi pemegang saham pengendali. Chairul Tanjung juga mengendalikan BBHI melalui PT Mega Corpora sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan 60,88 persen.

Bank milik konglomerat lainnya yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan laba bersih Rp11,5 triliun pada kuartal I/2023, naik 43 persen YoY.

 

 

2. AS di Persimpangan, Plafon Utang Naik atau Resesi Datang

Kepastian kenaikan plafon utang AS masih jadi ganjalan. Optimisme bahwa  Presiden Joe Biden dan Pimpinan Kongres Kevin McCarthy mencapai kesepakatan dibayangi kondisi yang mengkhawatirkan. AS bisa terjerembab dalam lubang resesi jika gagal membayar utang akibat tidak tercapainya kesepakatan kenaikan plafon utang.

Kesepakatan soal kenaikan plafon utang pemerintah diperkirakan akan menggairahkan pasar. Hal itu tecermin dari gairah bursa Wallstreet saat merespons pernyataan bahwa Biden dan McCarthy akan mencapai kesepakatan.

Sebaliknya,jika kedua elite itu tidak mencapai kesepakatan, kondisi bisa menjadi lebih rumit. AS bisa saja benar-benar terjebak dalam resesi. Dampak ikutannya, dunia pun akan terdampak kondisi di Amerika Serikat.

Meski begitu, masih ada jalan untuk menghindari kemacetan persetujuan penaikan batas utang pemerintah AS. Jika kondisi memaksa, Presiden Joe Biden bisa saja menggunakan Amendemen ke-14.    

 

 

3. Enam Mobil Impor CBU Terlaris

Peningkatan impor mobil CBU sepanjang empat bulan pertama tahun ini mengalami perlambatan, seiring dengan produksi mobil di Asean yang bertumbuh melambat.

Berdasarkan data Gaikindo, impor mobil secara utuh (completely built upa/CBU ke pasar Indonesia pada periode Januari-April 2023 tercatat 32.297 unit, atau meningkat 47,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 21.877 unit.

Adapun sepanjang tahun lalu, angka pengapalan masuk mobil CBU ke Indonesia melejit 74,3% dibandingkan dengan impor pada tahun sebelumnya 35.519 unit menjadi 83.298 unit.

Meski tidak lagi mendominasi, Thailand masih merupakan negara asal mobil impor CBU terbanyak sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Adapun Filipina menyalip Jepang sebagai negara pemasok terbanyak kedua, disusul India, dan Korea Selatan

Malaysia yang tahun lalu berada di peringkat enam terbanyak kini turun peringkat setelah disalip Jerman.

Adapun berdasarkan merek, Toyota merupakan merek pengimpor CBU terbanyak, disusul Mitsubishi Motors, Suzuki, Mazda, dan Hyundai. Urutan tersebut tidak berubah dari tahun lalu. 

 

4. Harap Cemas El Nino Kuras Produksi Pangan Dalam Negeri

Musim kemarau atau El Nino di Tanah Air diproyeksi berdampak pada produksi pangan akibat kekurangan air hingga berimbas pada lonjakan harga komoditas dalam negeri.

Terjadinya musim kering berpotensi mengganggu produktivitas pangan. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memandang situasi ini dikhawatirkan berpengaruh pada lonjakan harga kebutuhan pokok.

Selain Indonesia, sejumlah negara sedang menghadapi kondisi serupa. Beberapa di antaranya seperti China, Malaysia, India dan sejumlah negara Asean. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau akan tiba lebih awal dari waktu normal dengan puncaknya pada Agustus 2023. Dari amatan badan tersebut, wilayah yang telah menghadapi musim kering sejak April meliputi Bali, NTB, NTT dan sebagian Jawa Timur. 

Diikuti sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian Jawa Barat, sebagian Banten dan bagian selatan Pulau Sumatra serta Papua bagian selatan mulai menghadapi El Nino sejak Mei. 

Lain lagi dengan Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatra Selatan, Kep Bangka Belitung, sebagian Riau, sebagian besar Sumatra Barat, sebagian Kalimantan bagian selatan serta Sulawesi bagian utara. 

 

 

5. Mochtar Riady dan Filsafat Tanaman di Dalam Pot

Kabar tentang konglomerat asal Indonesia yang membeli hunian mewah di Singapura membuat nama keluarga Riady menghiasi sejumlah pemberiitaan. Stephen Riady, anak dari Mochtar Riady pemilik Grup Lippo, disebut sebagai pemilik properti mewah di Singapura.  Mochtar Riady, sang ayah, dikenal memiliki reputasi yang harum di dunia perbankan. Dia juga berhasil mengembangkan Lippo hingga kini tumbuh menjadi grup konglomerat dengan jangkauan luas.

Seperti dilaporkan Business Times, Stephen Riady membeli sebuah rumah mewah tipe Good Class Bungalow (GCB) melalui anak usaha Lippo Group OUE, yaitu OUE Reef Development.

Rumah itu dibeli seharga 95 juta dolar Singapura pada 2019, saat ini senilai Rp1,05 triliun.

Popularitas Stephen Riady, juga saudara-sadauranya, James dan Aileen, tidak terlepas dari sang ayah, Mochtar Riady.

Melalui kerja keras, tekad, dan semangat wirausaha yang tak tergoyahkan, Mochtar mengembangkan perusahaan menjadi salah satu konglomerasi terdiversifikasi terkemuka di Asia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yanita Petriella
Terkini