Agenda Jokowi di Jepang Hari Ini: Ikut G7 hingga Bertemu Pebisnis

Bisnis.com,21 Mei 2023, 09:02 WIB
Penulis: Szalma Fatimarahma
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menyambut ketibaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Hiroshima, Jepang pada Jumat (19/5/2023)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melaksanakan sejumlah kegiatan pada hari ketiga kunjungan kerja di Hiroshima, Jepang, Minggu (21/5/2023). 

Melansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jokowi akan mengawali kunjungan kerjanya kali ini dengan mengunjungi Hiroshima Peace Memorial Park. Kunjungan ini adalah salah satu bagian dari rangkaian KTT G7 Outreach.

Dalam kunjungannya kali ini, eks Wali Kota Solo tersebut turut didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo. 

Jokowi dan sang istri dijadwalkan untuk menghadiri dua agenda yang berbeda usai mengunjungi Hiroshima Peace.

Kemudian, Jokowi akan langsung menuju Hotel Grand Prince Hiroshima untuk melaksanakan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara sahabat. Sementara sang istri, Iriana, akan lanjut menghadiri program bagi para pendamping negara mitra KTT G7 Outreach.

Setelah pertemuan bilateral, Jokowi lantas akan melanjutkan kegiatannya dengan menghadiri sesi kerja mitra G7 dan menghadiri pertemuan dengan kalangan bisnis dan investor Jepang. Pertemuan dengan para pebisnis akan diselenggarakan di Hotel Rihga Royal Hiroshima. 

Seperti diketahui, para pemimpin negara G7 bertemu untuk pertemuan puncak tahunan di Kota Hiroshima, Jepang bagian Barat, mulai dari 19-21 Mei 2023.

G7 sendiri adalah kelompok dari negara-negara demokrasi industri terkemuka tanpa sekretariat permanen atau status hukum, yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS). Grup ini didirikan setelah krisis minyak 1973 sebagai forum bagi negara-negara terkaya untuk membahas masalah ekonomi global.

Negara-negara anggota G7 memiliki gabungan produk domestik bruto (PDB) tahunan sebesar US$40 triliun atau Rp597.076 triliun. Rusia bergabung untuk membentuk G8 pada 1998, tetapi diusir setelah pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan
Terkini