Bisnis.com, SOLO - Kelompok hacker LockBit belakangam viral karena dikabarkan berhasil meretas sistem keamanan Bank Syariah Indonesia.
Saat ini, sejumlah nasabah BSI khawatir jika data pribadi mereka akan disebar di situs gelap. Namun ternyata, serangan LockBit bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan juga bikin geram pemerintah AS.
Dilansir dari Security Affair, Departemen Kehakiman AS akan memberikan imbalan sejumlah 10 juta dollar (Rp149 miliar) untuk masyarakat yang bisa menangkap biang kerok ransomware LockBit.
Tenang saja, Departemen Kehakiman AS sudah membeberkan data siapa yang harus ditangkap untuk mengklaim hadiah super jumbo tersebut.
Pihak terkait telah mendakwa warga negara Rusia Mikhail Pavlovich Matveev (30), alias Wazawaka, m1x, Boriselcin, dan Uhodiransomwar, atas dugaan perannya dalam beberapa serangan ransomware.
Mikhail Pavlovich Matveev disebut telah menggunakan tiga keluarga ransomware yang berbeda dalam serangan yang ditujukan pada banyak korban di seluruh Amerika Serikat.
Serangan tersebut menghantam lembaga penegak hukum di Washington, DC dan New Jersey, serta organisasi di bidang kesehatan dan sektor lainnya secara nasional.
Menurut dakwaan yang diperoleh di Distrik New Jersey, setidaknya sejak awal tahun 2020, Mikhail Pavlovich Matveev, alias Wazawaka, telah berpartisipasi dalam konspirasi untuk menyebarkan tiga varian ransomware LockBit tersebut.
Menurut DoJ, total permintaan uang tebusan yang diduga dibuat hacker ini kepada korbannya lebih besar dari $400 juta. Total pembayaran tebusan korban mencapai $ 200 juta.
Pada atau sekitar 25 Juni 2020, Matveev dan rekan-rekannya di LockBit menargetkan lembaga penegak hukum di Passaic County, New Jersey.
Pada atau sekitar 27 Mei 2022, ia juga diduga menyerang organisasi perawatan kesehatan perilaku nirlaba di New Jersey.
Pada 26 April 2021, Matveev dan rekan-rekan Babuknya menyerang Departemen Kepolisian Metropolitan di Washington, DC
Warga negara Rusia tersebut telah dituduh berkonspirasi untuk mengirimkan permintaan tebusan, bersekongkol untuk merusak komputer yang dilindungi, dan dengan sengaja merusak komputer yang dilindungi.
Jika terbukti bersalah, pria itu bisa menghadapi hukuman lebih dari 20 tahun penjara.
Tinggal di Rusia...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel