Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan kebutuhan pembiayaan korporasi periode April 2023 mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 19,8 persen lebih rendang dibandingkan SBT periode Maret 2023 sebesar 24,0 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI menjelaskan bahwa perlambatan yang terjadi tersebut merupakan dampak penurunan kegiatan operasional seiring dengan melemahnya permintaan domestik dan ekspor.
"Perlambatan tersebut utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor jasa pendidikan," tulisnya dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan, Senin (22/5/2023).
Secara lebih rinci, sektor lapangan usaha jasa pendidikan menjadi yang paling dominan pengalami perlambatan kebutuhan pembiayaan. Tercermin dari SBT April tercatat 0,0 persen dari 1,2 persen pada Maret 2023.
Kemudian, pada April 2023 SBT sektor pengolahan tercatat sebesar 1,9 persen jauh di bawah SBT periode Maret 2023 sebesar 6,2 persen. Terakhir, SBT kebutuhan pembiayaan korporasi pada sektor pertanian sebesar 4,6 persen dari 5,9 persen pada bulan sebelumnya.
Seiring dengan perlambatan tersebut, sumber utama pemenuhan kebutuhan pembiayaan korporasi pada periode April 2023 utamanya masih dipenuhi dari dana sendiri, yaitu sebanyak 66,2 persen. Kemudian, diikuti dengan 8,5 persen responden menyatakan kebutuhan pembiayaan dipenuhi dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik.
Sementara itu, pada April 2023 permintaan pembiayaan yang bersumber dari perbankan dalam negeri terindikasi melambat menjadi 5,6 persen dari posisi pada bulan sebelumnya sebesar 9,2 persen.
Adapun, 4,9 persen responden menyatakan sumber pembiayaan dari pinjaman atau utang dari perusahaan induk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel