Usai Rombak Direksi dan Komisaris, Ini Pesan Menteri BUMN ke Pengurus Baru BSI

Bisnis.com,23 Mei 2023, 07:20 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai evaluasi atas insiden gangguan jaringan beberapa waktu lalu, Kementerian BUMN dengan tegas merombak jajaran direksi dan komisaris PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.

Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BSI menunjuk mantan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad sebagai komisaris utama, menggantikan Adiwarman Azwar Karim dan memberhentikan dengan hormat Nizar Ali sebagai komisaris.

Kemudian, RUPST BSI mengangkat dan menetapkan Adiwarman Azwar Karim sebagai wakil komisaris utama/independen dan Abu Rokhmad sebagai komisaris.

Di jajaran direksi, RUPST menunjuk Saladin D. Effendi sebagai direktur IT dan Grandhis Helmi H. sebagai direktur risk management, menggantikan Achmad Syafii dan Tiwul Widyastuti.

Menteri BUMN Erick Thohir pun meminta jajaran direksi dan komisaris BSI baru untuk dapat memperbaiki keseluruhan sistem operasional perusahaam, termasuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan dari ancaman peretas, serta meningkatkan layanan kepada nasabah.

"Saya sudah berpesan untuk benar-benar menjaga BSI karena ini milik semua umat dan punya potensi besar dalam perekonomian Indonesia di masa yang akan datang," ujar Erick dikutip dalam keterangan resmi, Senin (22/5/2023).

Erick mengatakan perombakan jajaran kepengurusan itu tak lepas dari kejadian gangguan layanan yang menimpa BSI.

"Kita mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik," katanya.

Menteri BUMN secara tegas juga menyampaikan tidak segan untuk kembali melakukan perombakan apabila tidak ada perbaikan menyeluruh. Dia mengaku selalu intens memantau perkembangan yang terjadi pada setiap BUMN, tak terkecuali dengan gangguan yang terjadi di BSI.

Menurutnya, gangguan sistem bank syariah terbesar di Indonesia tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditolerir.

Sebagai informasi, BSI mengalami gangguan layanan hingga diduga terkena serangan siber. Layanan BSI eror selama empat hari sejak 8 Mei 2023 hingga 11 Mei 2023.

Kemudian, pada pekan lalu data nasabah dan karyawan BSI diduga bocor di situs dark web oleh kelompok ransomware LockBit. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini