Joe Biden dan McCarthy Sudah Bertemu, Nasib Pagu Utang AS Masih Buntu!

Bisnis.com,23 Mei 2023, 12:41 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy./ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy sudah bertemu pada hari Senin (22/5/2023) dalam pembahasan terkait pagu utang. Namun, kesepakatan di antara keduanya belum mencapai titik temu. 

Kesepakatan dalam menaikan pagu atau batas utang sebesar US$31,4 triliun belum mencapai titik temu. Padahal batas bayar AS pada 1 Juni 2023 tinggal 10 hari lagi dari pertemuan tersebut pada Senin (22/5).

Mengutip Reuters, Selasa (23/5), Biden dari Partai Demokrat dan McCarthy dari Partai Republik telah berjuang mencapai kesepakatan. Namun, kedua belah pihak telah menekankan perlunya menghindari default dengan kesepakatan bipartisan. 

"Kami menegaskan sekali lagi bahwa default tidak boleh terjadi dan satu-satunya cara untuk bergerak maju adalah dengan itikad baik menuju kesepakatan bipartisan," ucap Biden. 

Biden menilai pertemuan tersebut produktif. Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa para negosiator Gedung Putih kembali ke Capitol Hill pada Senin malam untuk melanjutkan pembicaraan.

McCarthy juga mengatakan hal yang sama, yakni negosiator akan berkumpul dan bekerja sepanjang malam untuk mencoba menemukan titik temu.

"Saya yakin kita masih bisa sampai di sana," ujar kata McCarthy, optimis bahwa kesepakatan dapat dilakukan. 

McCarthy tidak mau mempertimbangkan rencana Biden untuk memotong defisit dengan menaikkan pajak atas orang kaya dan menutup celah pajak untuk industri minyak dan farmasi. McCarthy berfokus pada pengurangan pengeluaran dalam anggaran federal 2024.

Perwakilan Republik Patrick McHenry yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengesampingkan kesepakatan anggaran parsial untuk menaikkan plafon utang.

McHenry juga menilai bahwa  suasana dalam pertemuan dengan Biden adalah yang paling positif sejauh ini.

Sebagaimana diketahui, Partai Demokrat dan Republik memiliki waktu hingga 1 Juni untuk meningkatkan batas pinjamannya sendiri atau memicu gagal bayar utang. 

Setiap kesepakatan untuk menaikan batas utang perlu melewati Kongres, yang bergantung pada dukungan kedua partai berkuasa. 

Menteri Keuangan Janet Yellen pada Senin (22/5) memberikan peringatan serius bahwa waktu yang tersisa paling sedikit. Perkiraan gagal bayar paling awal tetap pada 1 Juni dan Departemen Keuangan sangat mungkin tidak dapat membayar semua kewajiban pemerintah jika batas utang tidak dinaikan. 

Jika AS gagal menaikan batas utangnya maka akan memicu gagal bayar yang akan mengguncang pasar keuangan dan mendorong suku bunga lebih tinggi dalam segala hal. Contohnya seperti pembayaran mobil hingga kartu kredit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini