Bisnis.com, JAKARTA - Layanan digital milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI sempat mengalami gangguan atau eror hingga diduga terkena serangan siber. Meskipun begitu, di tengah kendala itu BSI tetap berupaya mengembangkan layanan digitalnya menjadi super app.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan ke depan BSI akan terus berusaha memperkuat transformasi digital dan juga digital culture. BSI juga akan berupaya meningkatkan edukasi terkait pemahaman digital.
"Saat ini kami siapkan project supper app, generasi baru BSI Mobile," katanya dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BSI pada Senin (22/5/2023).
Dia menjelaskan super app BSI itu nantinya akan menawarkan beragam fitur, tidak hanya untuk transaksi perbankan tapi juga gaya hidup atau lifestyle.
"Ini memudahkan nasabah dalam transaksi atau kebutuhan sehari-hari, dari pembelian tiket, top up, dan lainnya," jelas Hery.
Super app itu juga akan dilengkapi dengan fitur sosial seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf). Kemudian, terdapat fitur islami seperti penunjuk arah kiblat hingga waktu sholat.
Emiten bank syariah berkode BRIS ini sendiri telah mencatatkan peningkatan layanan digitalnya pada awal tahun. Jumlah pengguna BSI Mobile pada kuartal I/2023 tembus 5,18 juta. Adapun, transaksi e-channel BRIS hingga Maret 2023 tercatat tembus 143,59 juta transaksi atau mencapai 97 persen.
Jumlah transaksi kumulatif penggunaan BSI Mobile mencapai 86,4 juta hingga Maret 2023, tumbuh 57 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Seiring dengan peningkatan transaksi digital tersebut, BSI mencatatkan adanya peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income Rp64 miliar, tumbuh 5 persen yoy.
Meski begitu, layanan digital BSI sempat eror selama empat hari sejak 8 Mei 2023 hingga 11 Mei 2023.
BSI juga diduga terkena serangan siber. Data nasabah dan karyawan BSI juga diduga bocor di situs dark web oleh kelompok ransomware LockBit. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI.
Data yang disebar hanya sebagian kecil, sementara data-data penting lainnya akan digunakan dalam eksploitasi selanjutnya.
Dalam tangkapan layar yang dibagikan di akun Twitter @darktracer_int, terdapat sejumlah data manajemen perseroan mulai dari regional chief executive officer (RCEO) hingga sekretaris perseroan. Ada juga sejumlah dokumen internal mulai dari retail banking data backup hingga database dokumen syarat akad tertanggal 19 April 2022.
Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo menjelaskan setelah gangguan layanan sejak 8 Mei 2023, BRIS melakukan penelusuran dan menemukan indikasi adanya serangan siber.
"Perseroan melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol penanganan insiden siber yang berlaku, dilanjutkan dengan upaya pemulihan layanan kepada nasabah," katanya pada pekan lalu (17/5/2023).
Perseroan juga melakukan assessment atau audit forensik terhadap insiden serangan siber itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel