Pertahanan Udara Ukraina Makin Kuat, AS Setuju Jual NASAMS Senilai Rp4,2 Triliun

Bisnis.com,25 Mei 2023, 05:13 WIB
Penulis: Rendi Mahendra
Ilustrasi - Militer Ukraina klaim serang pertahanan udara Rusia di Kherson, Rabu (2/11/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam upaya untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina melawan potensi ancaman Rusia, Amerika Serikat telah mengesahkan penjualan sistem pertahanan udara NASAMS dan peralatan terkait senilai 285 juta dolar AS atau setara Rp4,2 trilun ke Kyiv.

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) mengeluarkan pernyataan pada 24 Mei yang menegaskan kebutuhan mendesak Ukraina untuk meningkatkan pertahanannya terhadap serangan rudal dan ancaman udara yang berasal dari Rusia.

Akuisisi dan penyebaran efektif sistem pertahanan udara ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk melindungi warganya dan infrastruktur nasional yang penting.

DSCA menekankan bahwa penjualan yang diusulkan "akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri" dan tujuan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan negara mitra yang merupakan kekuatan stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Eropa.

Penjualan tersebut tidak memerlukan penugasan personel atau kontraktor pemerintah Amerika tambahan ke Ukraina.

Sementara kontraktor utamanya adalah Raytheon Missiles and Defense, Tucson, AZ.

Departemen Luar Negeri telah memberikan persetujuan untuk penjualan tersebut, dan DSCA kini telah secara resmi memberi tahu Kongres, yang masih harus memberikan persetujuannya agar transaksi dapat dilanjutkan.

Sementara banyak negara, termasuk A.S., sebelumnya telah memberikan bantuan militer yang besar ke Ukraina dalam upayanya melawan agresi Rusia, transaksi khusus ini menandai penjualan yang penting daripada sumbangan.

Sistem pertahanan udara Ukraina telah memainkan peran penting dalam melindungi negara dari serangan dan menggagalkan upaya Moskow untuk menguasai langit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rendi Mahendra
Terkini