Bisnis.com, JAKARTA – Para lulusan baru setara SMA atau perguruan tinggi (fresh graduate) diingatkan untuk membentuk dana darurat setelah memperoleh pekerjaan pertama.
Financial Planner Dwi Wulandari menekankan di masa depan masalah keuangan dapat menghampiri. Untuk itu, memiliki dana darurat merupakan persiapan menghadapi risiko terburuk.
Dana darurat akan digunakan dalam kondisi mendesak seperti kecelakaan, sakit parah, maupun hal-hal yang terjadi mendadak dan tidak disangka-sangka. Namun, tidak semua hal mendadak tersebut dapat dikategorikan dalam darurat.
“Darurat itu tidak menyangka itu terjadi, kalau terjadi harus dibayar saat itu. Lagi ujian laptop rusak, darurat nggak? [Darurat itu] harus segera diperbaiki dan tidak disangka sebelumnya,” ujarnya dalam Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2023 – Universitas Brawijaya, dikutip, Jumat (26/5/2023).
Wulan menjelaskan bahwa ada perhitungan tersendiri untuk dana darurat. Bagi Anda yang masih sendiri atau belum kawin/berkeluarga, dapat menghitung dana darurat dari besar pengeluaran dalam satu bulan.
Jika pengeluaran tersebut sebesar Rp1 juta, kemudian dikali 3 atau menjadi Rp3 juta. Maka Rp3 juta tersebut perlu disimpan dan hanya boleh digunakan untuk keadaan darurat.
Menurut Wulan, dana darurat sebaiknya ditempatkan pada instrumen keuangan yang memiliki risiko rendah, seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, maupun emas digital.
Dia juga mengingatkan gen Z dan milenial untuk memiliki asuransi, minimal asuransi milik pemerintah, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Apa punya asuransi? Kalau sakit nggak perlu ambil dana darurat, misal sudah ada BPJS, dana darurat aman,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wulan juga memberikan contoh terkait kondisi yang tidak termasuk darurat, dan tidak perlu mengeluarkan dana tersebut.
Misalnya kurban, Anda tidak dapat mengambil dana darurat untuk kurban, karena momen tersebut sudah tetap dan dilakukan satu tahun sekali, jadi tidak termasuk darurat dan harus ada alokasi bujet untuk kegiatan tersebut.
Keberadaan diskon di beragam pusat perbelanjaan juga bukan menjadi kondisi darurat meski diskon yang diberikan besar-besaran.
“Diskon sepatu 90 persen darurat nggak? Bukan, diskon itu selalu ada,” jelasnya.
Dengan demikian, para gen Z (lahir pada 1997-2012) dan milenial (lahir pada 1981-1996) dapat bijak mengelola keuangannya dan memiliki dana darurat untuk hidupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel