Bisnis Indonesia Goes To Campus 2023: Sebelum Berinvestasi, Lakukan 4 Langkah Jitu Ini

Bisnis.com,26 Mei 2023, 20:04 WIB
Penulis: Peni Widarti
Financial Planner Mimien Susanto saat menjadi pembicara dalam kegiatan Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) 2023, Jumat (26/5/2023). Bisnis - Andik Susanto

Bisnis.com, SURABAYA - financial planner Mimien Susanto membagi tips aman berinvestasi bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam kegiatan Bisnis Indonesia Goes To Campus (BGTC) 2023, pada Jumat (26/5/2023).

Mimien menjelaskan bahwa setiap orang penting untuk merencakan hidup supaya mendapatkan keburuntungan, salah satunya secara finansial. Sebab, keberuntungan tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi ada ketekunan ilmu perencanaan keuangan yang diterapkan.

“Seperti yang kita tahu saat ini generasi Z masih dihantui FOMO (fear out missing out), yakni takut merasa tertinggal karena tidak mengikuti aktivitas yang diinginkan. Padahal FOMO ini bisa menggerus keuangan, contohnya banyak yang terjerat pinjol (pinjaman online) karena pingin menonton Coldplay,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, juga ada perasaan YOLO (you only live once), yang artinya kamu hanya hidup sekali sehingga merasa tidak masalah jika ikut dengan teman untuk nonton konser BlankPink meskipun uangnya dari pinjam, dan merasa belum tentu konser itu akan ada lagi sehingga situasi ini menjadi pembenaran atas apa yang dilakukan.

Mimien menyebutkan, generasi muda bahkan sebelumnya pernah diramalkan akan susah memiliki rumah atau properti, bisa jadi karena merasa orangtua sudah punya banyak rumah. Selain itu, lonjakan harga properti juga tidak sebanding dengan kenaikan income.

“Sementara, generasi muda ini terlihat lebih suka belanja pengalaman dengan travelling, sosialisasi di kafe dan nonton konser, bahkan sekitar 48 persen transaksi didominasi melinial dan gen Z, nah ini menunjukkan perilaku konsumtif,” katanya.

Untuk itu, itu Mimien menyarankan agar anak muda, mahasiswa sudah mulai merencanakan keuangan dan masa depan dengan sangat baik melalui investasi. Namun begitu, sebelum berinvestasi, kita perlu mengubah mindset terlebih dahulu tentang pentingnya berinvestasi.

“Lalu mulai belajar investasi tetapi harus dengan benar karena banyak yang harus dipelajari sebelum memutuskan uang kita ditaruh di mana, dan do it atau lakukan,” katanya.

Menurutnya, terdapat 4 cara jitu sebelum melakukan investasi. Pertama, mengatur income dengan baik. Jangan hidup dengan uang bulan depan. Setidaknya pakai rumusan penggunaan uang penghasilan kita yakni 10 persen untuk zakat dan sosial seperti untuk sumbangan hajatan, minimal 20 persen untuk tabungan  dan investasi, 30 persen untuk cicilan/utang, dan 40 persen untuk biaya hidup.

Kedua, buatlah financial goal, sebab kita harus punya mimpi dan cita-cita yang perlu ditentukan, misalnya ingin menikah, lalu dalam jangka waktu kapan, dan berapa anggaran yang dibutuhkan lalu pilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan misalnya investasi jangka di bawah 5 tahun, maka jangan pilih yang berisiko tinggi, tetapi pilihah tepat adalah reksadana pasar uang.

Ketiga, milikilah dana darurat, sebab ketika ada sesuatu terjadi misalnya sakit, rumah bocor dan lainnya, akan ada kecenderungan untuk menarik investasi yang sudah ditanam untuk kebutuhan darurat, padahal pada saat itu saham yang dimiliki sedang turun sehingga terjadi kerugian dalam investasi.

“Dana darurat ini menjadi syarat untuk memulai investasi, setidaknya 25 persen disisihkan sebelum mencicil investasi, atau sekitar 3 kali pengeluaran kita harus sudah disiapkan,” imbuh Mimien.

Keempat, belajar investasi dengan benar, sebab kunci investasi adalah waktu berapa lama mau investasi, dan instrumen apa yang dipilih. Jika hanya 1 -2 tahun kebutuhannya, maka pilihannya hanya di tabungan deposito atau reksadana pasar uang.

“Kalau usia masih muda pakai reksadana pasar uang karena bisa dicicil Rp100.00/bulan atau per minggu. Dapat bunganya juga lebih tinggi dari bunga bank atau setara deposito, lalu tidak ada pajak dan biaya bulanan. Untuk Jangka menengah 3 - 5 tahun bisa pilih obligasi dan reksadana pendapatan tetap, dan untuk Jangka panjang ada saham, dan reksdana campuran,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini