Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatatkan kredit secara keseluruhan sebesar Rp201,1 triliun sepanjang kuartal I/2023.
Jumlah kredit tersebut tumbuh 10,1 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp182,7 triliun.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan kredit konsumer perseroan tumbuh signifikan sebesar 9,4 persen yoy dibanding tiga bulan pertama tahun sebelumnya.
"Kami optimistis ke depan bisnis consumer banking dan segmen lainnya akan terus tumbuh positif sejalan dengan perekonomian yang terus membaik,” ujar Noviady dalam acara Journalist Class CIMB Niaga, Kamis, (25/5/2023).
Secara rinci, kontribusi kredit CIMB dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 5,5 persen yoy menjadi Rp41,95 triliun pada kuartal I/2023. Selanjutnya, kartu kredit, personal loan, dan lainnya tumbuh 12,4 persen yoy menjadi Rp13,93 triliun.
Selain itu, Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 20,6 persen yoy menjadi Rp12,28 triliun. Kredit kendaraan itu termasuk kontribusi dari anak perusahaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF).
“CIMB Niaga terus mengoptimalkan kanal digital untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengajukan berbagai produk kami, di antaranya melalui Online Form untuk pengajuan KPR, Kartu Kredit, serta Personal Loan secara mandiri," tandasnya.
Jika ditinjau dari kinerja keuangan, BNGA membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepasa pemilik pada kuartal I/2023 sebesar Rp1,47 triliun. Angka tersebut tumbuh 32 persen secara yoy dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp1,11 triliun.
Peningkatan laba tersebut salah satunya didorong oleh kinerja positif pendapatan bunga yang meningkat 16 persen menjadi Rp5,1 triliun dari Rp4,38 triliun.
Namun, BNGA juga mencatatkan peningkatan beban bunga yang menebal 41 persen menjadi Rp1,89 triliun dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni Rp1,33 triliun.
Kendati demikian, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank tercatat tetap tumbuh tipis, yakni 5 persen menjadi Rp3,21 triliun dari Rp3 triliun pada kuartal I/2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel