Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mengandalkan strategi integrasi dengan startup melalui investasi dari anak usaha modal venturanya guna menghadapi tren digitalisasi perbankan yang kian pesat.
Corporate & Marketing Communications BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah mempunyai anak usaha modal ventura bernama BTPN Syariah Ventura. Anak usaha tersebut menjadi jalan bagi BTPN Syariah berinvestasi di startup.
Saat ini, BTPN Syariah Ventura telah berinvestasi di startup social e-commerce Dagangan. Nilai modal yang ditempatkan BTPN Syariah Ventura di Dagangan mencapai Rp300 miliar.
Ainul mengatakan melalui anak usaha modal ventura tersebut, perseroan melakukan integrasi agar nasabah bisa mendapatkan layanan digital.
"BTPN Syariah kerja sama dengan startup agar bisa menyediakan layanan digital ke nasabah," katanya beberapa waktu lalu di Kendari.
Lewat integrasi itu, nasabah ultramikro yang memperoleh pembiayaan dari BTPN Syariah bisa memakai platform Dagangan untuk mengembangkan bisnisnya.
"Ada aplikasi tertentu ke nasabah kami yang bisa digunakan untuk memesan kebutuhan berjualan, seperti tepung terigu dan lainnya yang lebih cepat dan langsung diakses," ujar Ainul.
Dagangan sendiri merupakan platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar dan beku, hingga produk busana. Platform ini juga memberikan layanan pengantaran barang belanjaan di hari yang sama dan keesokan harinya.
Selain dengan mengandalkan anak usaha modal ventura, perseroan mengandalkan layanan mobile banking dan internet banking bagi nasabahnya di tengah tren digitalisasi. Hingga saat ini, pendaftaran mandiri/eKYC layanan tersebut telah disetujui oleh regulator dan diluncurkan pada Maret 2023. Fitur QRIS juga sedang dalam proses persetujuan kepada regulator.
Ainul mengatakan upaya-upaya tersebut dilakukan BTPN Syariah karena tren digitalisasi perbankan kian pesat. "Karena teknologi adalah keniscayaan," ujarnya.
BTPN Syariah sendiri merupakan satu-satunya perbankan yang berfokus pada pembiayaan tanpa agunan kepada masyarakat prasejahtera produktif atau ultramikro. Emiten bank berkode BTPS ini telah meraup 4,25 juta nasabah ultramikro.
Per kuartal I/2023, BTPN Syariah telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp11,82 triliun, naik 11 persen secara tahunan (year on year/yoy). Aset bank pun tumbuh 15 persen yoy menjadi Rp22,11 triliun pada kuartal I/2023.
Dari sisi pendanaan, BTPS telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp12,76 triliun per kuartal I/2023, naik 16 persen yoy. BTPN Syariah juga telah mengumumkan raihan laba bersih selama tiga bulan pertama 2023 Rp424,67 miliar, naik 3 persen yoy.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi layanan digital perbankan akan meningkat pesat tahun ini dan nilainya menyentuh angka Rp64.000 triliun sepanjang tahun.
Transaksi digital perbankan sendiri telah mencapai Rp52.545,8 triliun sepanjang 2022. Artinya, mengacu proyeksi tersebut, maka transaksi digital perbankan tahun ini bisa tumbuh lebih dari 22 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Layanan perbankan digital bisa mencapai lebih dari Rp64.000 triliun rupiah baik transfer dan transaksi-transaksi lain," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam agenda Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), awal bulan ini (8/5/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel