Permintaan Melemah, Laba Industri China Januari-April 2023 Terus Turun

Bisnis.com,29 Mei 2023, 09:11 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Laba di perusahaan industri China terus menurun dalam empat bulan pertama tahun 2023, menunjukan lemahnya permintaan dan menguatnya potensi deflasi. 

Berdasarkan data yang diterbitkan Biro Statistik Nasional, Sabtu (27/5/2023), laba industri periode Januari-April mengalami penurunan 20,6 persen (year-on-year/yoy). Penurunan tersebut lebih lambat dibandingkan kuartal pertama yakni 21,4 persen. 

Selain itu, penurunan April 2023 turun 18,2 persen (yoy), sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan Maret sebesar 19,2 persen. 

Mengutip pemberitaan Bloomberg pada Senin (29/5/2023), Kepala ekonom China di Jones Lang LaSalle Inc. Bruce Pang mengatakan bahwa perlu memiliki lebih banyak kesabaran untuk pemulihan laba industri. 

"Pemulihan yang lemah dalam permintaan efektif terus memberikan tekanan pada tingkat pemanfaatan kapasitas, yang, ditambah kesulitan untuk menurunkan biaya, berarti diperlukan lebih banyak kesabaran," jelasnya. 

Selain itu, Pang juga berpendapat bahwa pertumbuhan kumulatif yoy mungkin tidak kembali ke wilayah positif hingga kuartal keempat. Dukungan kebijakan dan stimulus juga diperlukan untuk keuntungan industri setahun penuh. 

Data April menunjukan bahwa pertumbuhan ekspor melemah dan deflasi industri semakin memburuk. 

Laba yang menurun juga akan membebani sentimen yang lemah di kalangan bisnis, menahan mereka untuk tidak berinvestasi, menjadi tanda yang tidak baik dalam ekonomi. 

Sebagaimana diketahui, pembelian asing atas produk China melambat dikarenakan AS dan negara maju lainnya berusaha mengurangi risiko dari China. 

Deflasi produsen juga memburuk, membuat pabrik kurang memiliki kemampuan dalam menaikkan harga. 

Berikut beberapa data lainnya: 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini