IHSG Ditutup Melemah ke 6.636, Saham BYAN, TLKM dan BBRI Merah

Bisnis.com,30 Mei 2023, 16:38 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah dengan penurunan sebesar 0,67 persen ke posisi 6.636,42 pada Selasa (30/5/2023). Seiring dengan melemahnya indeks, saham BYAN, TLKM dan BBRI terpantau parkir di zona merah sore ini.

IHSG tercatat melemah 44,67 poin dan sempat mencapai posisi tertinggi di 6.700,23 dan terendah di 6.636,42. Sebanyak 234 saham ditutup parkir di zona hijau, 294 saham melemah, dan 213 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.

Indeks sektoral terpantau ditutup bervariasi dengan koreksi terdalam dialami sektor industri sebesar 1,42 persen. Kemudian sektor konsumer non-cyclical menyusul dengan penurunan 0,99 persen, kesehatan turun 0,84 persen, dan properti melemah 0,70 persen.

Adapun beberapa sektor yang menguat adalah transportasi sebesar 1,30 persen, konsumer cyclical naik 0,45 persen, dan energi menguat 0,43 persen.

Sebagian besar saham-saham di daftar top 10 big caps ditutup di zona merah. Penurunan terdalam dialami saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang turun 6,95 persen sehingga parkir di Rp16.075. Selanjutnya saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 1,90 persen.

Saham-saham big caps lain yang melemah adalah ASII dan BBRI yakni sebesar 1,52 persen dan 0,90 persen. TPIA dan BBNI juga turun masing-masing 0,46 persen dan 0,28 persen.

Sementara itu, segelintir saham yang naik di jajaran big caps adalah BBCA dengan kenaikan 1,09 persen dan GOTO menguat 0,93 persen. BMRI menjadi satu-satunya yang ditutup stagnan di Rp5.150 per saham.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan pelemahan IHSG dibayangi oleh penurunan pertumbuhan loan Sektor Perbankan Indonesia (SPI) ke 8,08 persen yoy pada April 2023 dan potensi risiko dari kenaikan suku bunga acuan The Fed yang masih cukup besar.

Faktor lainnya berasal dari tren penurunan harga batu bara dari awal 2023. Harga batu bara berada di US$160 per ton atau turun 60,41 persen year to date hingga Jumat pekan lalu.

Dari eksternal, pelaku pasar masih mencerna terkait perkembangan terbaru debt ceiling AS. Presiden AS Joe Biden dengan House Speaker Kevin McCarthy telah mencapai tentative deal untuk debt ceiling. Kesepakatan ini mencegah potensi default ketika debt ceiling tercapai di awal Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini