Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga riset BMI Research, bagian dari Fitch Solutons Group, merevisi naik perkiraan harga timah mereka tahun ini dari US$20.000 menjadi US$25.000 per ton. Alasannya, ada penurunan pasokan di pasar ekspor akibat perubahan peraturan di negara produsen.
Pemicunya adalah larangan penambangan timah di wilayah Wa Myanmar dan rencana larangan ekspor ingot timah Indonesia. Sejalan dengan penurunan pasokan harga timah diprediksi bakal segera mendaki.
“Gabungan penurunan ekspor timah Myanmar dan Indonesia yang akan datang telah meningkatkan sentimen secara signifikan,” tulis BMI dalam riset terbarunya.