Kala IHSG hingga The Fed Gerogoti Hasil Investasi Industri Asuransi JIwa

Bisnis.com,01 Jun 2023, 13:51 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga suku bunga acuan The Federal Reserve alias The Fed menjadi faktor yang mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi jiwa pada tiga bulan pertama 2023.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan hasil investasi di industri asuransi jiwa tergerus hingga 43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sampai dengan akhir Maret 2023.

Imbasnya, hasil investasi di perusahaan asuransi jiwa harus menyusut dari Rp10,81 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp6,16 triliun pada kuartal I/2023.

“Menurunnya hasil investasi diindikasikan karena adanya shifting penempatan investasi perusahaan guna menyesuaikan aturan yang berlaku,” kata Budi dalam paparan kinerja AAJI Kuartal I/2023 di Jakarta, dikutip Kamis (1/6/2023).

Sejumlah pemain di industri asuransi jiwa juga merasakan hal yang sama. Anak usaha pelat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yakni PT BNI Life Insurance (BNI Life) misalnya, yang mencatatkan penurunan hasil investasi sebesar 28 persen secara tahunan atau menyusut sekitar Rp115 miliar pada kuartal I/2023.

Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan hasil investasi pada kuartal I/2023 mencapai Rp296 miliar atau menurun sebesar 28 persen jika dibandingkan kuartal I/2022 yang mampu bernilai Rp411 miliar.

“Penurunan hasil investasi secara tahunan di kuartal I/2023 karena kenaikan market saham di kuartal I/2023 tidak setinggi kuartal I/2022,” ungkap Eben kepada Bisnis, Rabu (31/5/2023).

Eben menjelaskan bahwa jika dilihat pergerakan IHSG secara year-to-date (ytd) Maret 2023 memang masih minus -0,66 persen. Sedangkan YTD Maret 2022, IHSG terpantau positif 7,4 persen.

“[IHSG] ini tentu ber-impact pada hasil investasi saham,” tambahnya.

Namun demikian, BNI Life masih optimis hasil investasi tetap sesuai target sekitar Rp1,4 triliun sampai dengan akhir tahun, seiring dengan membaiknya kondisi di market obligasi dengan adanya penurunan yield.

Sementara itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatat hasil investasi masih cenderung stabil pada kuartal I/2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Chief Executive Officer (CEO) Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatakan bahwa hasil investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah stimulus pasar, kebijakan pemerintah, hingga kondisi pasar yang sangat fluktuatif. Namun, pihaknya optimistis hasil investasi akan mengarah ke tren positif di tahun ini.

“Kami optimis proyeksi hasil investasi Generali di akhir tahun terus menunjukan tren positif seiring dengan perubahan tingkat suku bunga,” ujarnya.

Dalam menempatkan investasi, Edy menyatakan Generali Indonesia selalu menerapkan Good Corporate Governance, disiplin manajemen, dan terus memonitor kondisi pergerakan pasar.

“Selain itu, kami juga memiliki kontrol yang kuat, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup, karena kami merupakan perusahaan global sehingga kontrol terhadap setiap pergerakan bisnis,” imbuhnya.

Perusahaan asuransi jiwa lainnya, PT Great Eastern Life Indonesia mencatatkan hasil investasi pada kuartal I/2023 tumbuh 21 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia Fauzi Arfan mengatakan bahwa pada tiga bulan pertama 2023, jumlah investasi di Great Eastern Life Indonesia naik dari Rp7,96 triliun menjadi Rp9,63 triliun.

Fauzi menuturkan bahwa hasil investasi bisa naik atau turun dengan dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi pasar, tingkat suku bunga, kinerja investasi, kebijakan investasi yang diambil, serta manajemen risiko.

Adapun, Fauzi memproyeksikan bahwa hasil investasi di tahun ini akan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Dia menyampaikan perusahaan merancang berbagai strategi dengan menimbang berbagai faktor yang ada dengan tetap fokus pada target yang hendak perusahaan capai.

“Proyeksi investasi tahun ini tentunya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global serta berbagai faktor-faktor lainnya,” kata Fauzi.

Meski demikian, Great Eastern Life Indonesia masih akan terus fokus dalam menyediakan perlindungan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk membantu memenuhi target pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini