Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pembiayaan atau multifinance turut menyoroti tantangan yang dihadapi industri, termasuk serangan siber terhadap sektor keuangan yang belakangan marak.
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyebutkan bahwa serangan siber yang menyerang belakangan ini sangat menjadi perhatian di industri. Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis Indra mengatakan bahwa banyak hal bisa terjadi akibat hal ini.
“Misalnya saja kerugian finansial, dan juga merugikan nasabah karena tidak bisa melakukan aktifitas keuangan,” kata William kepada Bisnis, Jumat (2/5/2023).
William mengatakan pihaknya pun terus meningkatkan mitigasi risiko supaya terhindari dari serangan siber. Salah satunya bekerjasama dengan induk perusahaan untuk membuat standard keamanan siber.
Selain itu juga melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kesiapan baik perangkat maupun prosedur dari sisi keamanan Teknologi Informasi (TI). Begitu halnya dengan emiten leasing PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) yang terus meningkatkan security sistem dan edukasi seluruh tim CFIN untuk berhati-hati dalam mengakses email.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan pihaknya saat ini telah menginstall salah satu firewall atau sistem keamanan yang trrbaik. Selain itu juga memasang fortinet serta trend micro di setiap PC/laptop.
“Jadi sejauh ini cukup kuat. Sebagai inisiatif 2023 kami berencana memperkuat end point security system dengan mengganti tren micro dengan top rated security systems by Gartner,” katanya.
Dia mengatakan minggu lalu perusahaan juga sudah certified ISO 27001 yang merupakan standar paling terkenal di dunia untuk sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). Dengan demikian, dia menyebutkan bahwa kesadaran perushaaan terhadap sistem keamanan TI juga jauh lebih baik.
“Selain itu juga dilakukan improvement data recovery center Clipan,” katanya.
Harjanto menambahkan bahwa CFIN bahkan menghabiskan anggaran sekitar Rp35 miliar untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) TI.
Sebelumnya, mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sebelumnya menyinggung soal ekonomi Indonesia pulih lebih cepat pasca pandemi Virus Corona (Covid-19).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 5,03 persen year on year (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01 persen (yoy).
“Khusus Indonesia tidak seperti yang kita khawatirkan saat pandemi, tapi dengan kerja keras dan sinergi luar biasa seluruh pemangku kepentingan dan seluruh para pengusaha, para entepreuner, ini luar biasa kita bisa keluar dari krisis pandemi,” kata Wimboh dalam acara Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2023 di Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).
Meskipun demikian, Wimboh menambahkan untuk saat ini ekonomi Indonesia bukan hanya menghadapi Covid-19 saja dan konflik regional, tetapi juga tantangan digital. Dia menyinggung beberapa perusahaan yang disibukan dengan IT security.
“Beberapa perusahaan ternyata kena hack luar biasa, ini tantangan kita semua,” katanya.
Dengan demikian, dia menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan terutama di sektor keuangan untuk meningkatkan strategi agar terhindar dari serangan siber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel