Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) akan melaksanakan lelang eksekusi hak tanggungan terhadap jaminan milik pendiri Bosowa Group yakni H.M. Aksa Mahmud senilai Rp42,95 miliar.
Berdasarkan pengumuman Bank Raya, aset Aksa Mahmud yang dilelang yakni tiga bidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
"PT Bank Raya Indonesia Tbk. akan melakukan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dengan penawaran secara tertulis tanpa kehadiran peserta lelang melalui aplikasi lelang melalui internet metode closed bidding," tulis Pengumuman Kedua Lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang dikeluarkan Bank Raya, dikutip Jumat (1/6/2023).
Secara lebih rinci, aset pertama yang dilelang berlokasi di Jalan Datu Museng No.08 Makassar dengan luas tanah sebesar 276 meter persegi dan luas bangunan 806 meter persegi. Nilai limit lelang yang ditetapkan sebesar Rp15,16 miliar dan jaminan penawaran lelang Rp3,03 miliar.
Kedua, satu bidang tanah berlokasi di Jl. Datu Museng No.10 Makassar luas tanah 633 meter persegi dan luas bangunan 573 meter persegi dengan nilai limit lelang Rp21,13 miliar dan jaminan penawaran lelang Rp4,22 miliar.
Ketiga, satu bidang tanah beserta bangunan berlokasi di Jl. Datu Museng No.06 Makassar, luas tanah 170 meter persegi dan luas bangunan 338 meter persegi dengan nilai limit lelang Rp6,65 miliar. Sedangkan, nilai jaminan dari penawaran lelang aset Aksa Mahmud mencapai Rp1,33 miliar.
Bisnis telah meminta tanggapan Manajemen Bank Raya terkait pertimbangan perseroan melelang harta milik Aksa Mahmud. Namun, hingga berita ini dirilis, belum ada tanggapan dari Bank Raya.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan barang yang dilelang perbankan umumnya karena debitur macet dalam membayar kredit. "Sudah pasti juga aset itu bermasalah. Asetnya diserahkan ke lembaga lelang," katanya kepada Bisnis.
Seiring dengan upaya pelelangan aset itu, berdasarkan laporan keuangannya, Bank Raya telah mengalami pembengkakan rasio kredit bermasalah (NPL) pada awal tahun ini.
NPL gross emiten bank berkode AGRO menebal dari 1,4 persen per 31 Maret 2022 menjadi 4,1 persen per 31 Maret 2023. Begitu juga dengan NPL nett yang naik dari 0,21 persen pada kuartal I/2022 menjadi 0,76 persen pada kuartal I/2023.
Pada 3 bulan pertama tahun ini, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) itu telah menyalurkan kredit Rp6,86 triliun dengan capaian aset Rp12,64 triliun.
Sepanjang 2022, NPL gross AGRO memang menunjukkan perbaikan menjadi 2,90 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,98 persen. Akan tetapi, NPL nett Bank Raya tercatat naik dari 0,04 persen pada 2021, menjadi 0,54 persen pada 2022.
Bank Raya telah menyalurkan kredit Rp7,76 triliun pada 2022 dengan aset mencapai Rp13,89 triliun.
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia dalam kesempatan terpisah mengatakan perusahaan telah menjalankan strategi bisnis yang berfokus pada perbaikan kualitas aset dan pemulihan. Upaya itu dilakukan agar meraup untung secara berkelanjutan.
"Perseroan terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem BRI Group," katanya dalam keterangan tertulis pada Maret lalu (2/3/2023).
Bank digital ini sendiri telah membukukan laba bersih Rp4,37 miliar pada kuartal I/2023, meskipun susut 90,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp47,71 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel