Bisnis.com, JAKARTA – Asia Tenggara sejak beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu fokus dari China untuk memperkuat pengaruhnya di kancah global. Terlebih setelah Negeri Panda mencanangkan megaproyek global yang diberi nama Belt and Road Initiative (BRI).
Salah satu misi utama dari proyek BRI adalah membangkitkan kembali rute ekonomi terutama perdagangan Jalur Sutera di masa lampau. Upaya itu di antaranya dituangkan dengan menggelontorkan pembiayaan untuk proyek infrastruktur di berbagai negara rute Jalur Sutera.
Tak heran jika gelontoran pembiayaan dari China sangat mendominasi di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Hal itu setidaknya tampak dari hasil studi Lowy Institute sepanjang 2015-2021.