Vietnam Mau Pangkas Ekspor Beras, Bulog: RI Cari Negara Alternatif Lain

Bisnis.com,06 Jun 2023, 11:11 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.comJAKARTA - Perum Bulog akan mencari negara alternatif pengimpor beras, menyusul adanya rencana Vietnam yang akan memangkas ekspor beras menjadi 4 juta ton per tahun pada 2030, dari sebelumnya 7,1 juta ton tahun lalu.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyampaikan pihaknya dapat memaklumi rencana Vietnam membatasi ekspor beras, sehingga Indonesia perlu mencari negara-negara alternatif lain seperti Thailand, India, Myanmar dan Pakistan untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

“Nggak apa-apa karena itu kondisi situasi, negara-negara punya kebijakan. Sekarang kita harus mencari alternatif, Vietnam oke punya kebijakan itu, tapi ada Thailand, India, Pakistan, ya kita lihat saja,” kata Buwas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/6/2023).

Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan, rencana Vietnam itu menjadi tanda untuk Indonesia melakukan produksi. 

“Ini waktunya kita sama-sama produksi, jadi kalau produksinya lebih tinggi jauh di atas 31 juta, itu akan sangat baik untuk kita,” ujarnya. 

Namun, paralel dengan peningkatan produksi beras dalam negeri, Indonesia juga perlu meningkatkan produksi bahan pangan lain seperti umbi-umbian, sayur mayur, buah-buahan dan lainnya.  

Vietnam baru-baru ini berencana untuk memangkas ekspor berasnya pada 2030. Menurut dokumen tertanggal 26 Mei 2023 itu, rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim. 

Sebagai pengekspor beras terbesar ketiga di dunia setelah India dan Thailand, rencana tersebut dapat berpengaruh pada pendapatan ekspor beras per tahun.

“Pendapatan ekspor beras akan turun menjadi US$2,62 miliar per tahun pada 2030, turun dari US$3,45 miliar pada 2022,” kata dokumen tersebut, melansir Reuters Minggu (28/5/2023).

Dokumen itu juga menjelaskan bahwa Vietnam akan mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi ketergantungannya pada negara manapun, serta memangkas residu produk perlindungan tanaman termasuk pestisida dalam berasnya.

Pemerintah Vietnam menyebut, negara mereka akan fokus pada produksi beras berkualitas tinggi, harum, dan beras ketan, sambil mengurangi produksi biji-bijian berkualitas rendah hingga 15 persen dari total produksi pada 2025 dan menjadi 10 persen pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini