Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit kendaraan bermotor (KKB) menjadi jenis kredit yang pertumbuhan penyalurannya paling moncer pada April 2023 atau saat momen lebaran.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar April 2023 yang dirilis BI baru-baru ini, penyaluran KKB mencapai Rp124,7 triliun pada April 2023, tumbuh 16,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Tingkat pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Maret 2023 sebesar 15,6 persen.
Pertumbuhan penyaluran KKB menjadi paling moncer dibandingkan pertumbuhan pada jenis kredit lainnya. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) misalnya memang tumbuh 6,5 persen pada April 2023, tetapi melambat dibandingkan Maret 2023 yang tumbuh 7 persen.
Penyaluran kredit investasi juga tumbuh 9,1 persen pada April 2023, tetapi melambat dibandingkan Maret 2023 yang tumbuh 10,3 persen. Lalu, kredit modal kerja tumbuh 7,1 persen yoy per April 2023, tetapi melambat jika dibandingkan Maret 2023 yang tumbuh 10,1 persen yoy.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan jenis kredit kendaraan bermotor sedikitnya terpengaruh oleh seasonal effect. Ketika pada momen-momen perayaan tertentu, didorong dengan beragam promo, permintaan kredit tersebut akan tinggi.
Permintaan kredit yang tinggi juga berlaku saat momen lebaran pada April 2023. "Transaksi pada April itu proses kredit kemungkinan banyak terjadi pada sebelum lebaran atau sebelum mudik," katanya kepada Bisnis pada Senin (5/6/2023).
Dia juga mengatakan penyaluran kredit kendaraan bermotor itu masih potensial bertumbuh pada tahun ini didorong sejumlah faktor, di antaranya dorongan promo. Hal ini diperkirakan akan menyengat penyaluran kredit pada akhir tahun.
Penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaan, Laporan Uang Beredar April 2023 Bank Indonesia
Selain itu, faktor pendorong penyaluran kredit kendaraan bermotor adalah adanya insentif, khusus pada kendaraan listrik. "Ada juga kaitan insentif yang bisa memacu. Walaupun, kendaraan listrik belum begitu deras permintaannya," ujar Amin.
Pemerintah dan regulator sektor jasa keuangan memang telah menggulirkan sejumlah insentif guna mendongkrak pembelian kendaraan listrik.
Pemerintah telah menerbitkan program subsidi kendaraan listrik sebagai langkah awal untuk meningkatkan keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat terhadap kendaraan listrik lebih luas dan memicu industri otomotif baru.
Bagi perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan insentif agar mendorong kredit ke industri kendaraan listrik. Salah satu insentif yang diberikan adalah penurunan bobot aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit perbankan menjadi 50 persen untuk produksi dan konsumsi kendaraan listrik dari semula 75 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, sejumlah bank pun berupaya mengandalkan penyaluran kredit kendaraan listrik itu untuk mendongkrak penyaluran KKB mereka.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI misalnya mengandalkan program promo pembiayaan kendaraan listrik untuk menarik minat masyarakat agar melirik pembiayaan kendaraan berbasis syariah dan ramah lingkungan.
BSI menerapkan margin kompetitif mulai setara 2,22 persen dan uang muka (down payment/DP) mulai dari 0 persen, dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 7 tahun.
“Dengan skema ini diharapkan akan menarik minat masyarakat untuk melakukan pembiayaan kendaraan listrik melalui BSI," kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna.
Melalui penyaluran pembiayaan kendaraan listrik, BSI berharap dapat mencapai target pembiayaan 100 unit kendaraan dengan volume pembiayaan Rp25 miliar pada tahun ini.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menggenjot penyaluran kredit kendaraan listrik mereka. Bank Mandiri misalnya menggaet Volta, anggota dari grup PT M Cash Integrasi Tbk, sekaligus anak usaha PT NFC Indonesia Tbk. untuk memberikan solusi kemudahan pembelian produk motor listrik di platform Livin' by Mandiri.
"Insiatif dan kolaborasi ini bertujuan untuk membuat kendaraan listrik semakin mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia," ujar Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel