Kredit Hilirisasi Awal Tahun Tumbuh Pesat, Risiko Terjaga

Bisnis.com,07 Jun 2023, 08:00 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong agar perbankan gencar menyalurkan kredit hilirisasi komoditas pertambangan pada tahun ini. Per kuartal I/2023, kredit hilirisasi tumbuh pesat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan penyaluran kredit pertambangan, termasuk proyek hilirisasi per Maret 2023 mencapai Rp237 triliun, naik 43,41 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Signifikan tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit nasional," katanya dalam rapat dewan komisioner (RDK) OJK pada Selasa (6/6/2023).

Risiko kredit pertambangan juga menurutnya tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross mencapai 2,31 persen, di bawah risiko kredit industri perbankan.

Dia mengatakan OJK terus mendorong agar kredit hilirisasi komoditas digenjot perbankan pada tahun ini. "Kredit hilirisasi ini menjadi target yang terus kita dorong dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian," katanya.

OJK sendiri telah berdiskusi dengan perbankan agar ada kebijakan untuk mendorong proses hilirisasi ini terjadi. Dalam konteks hilirisasi pertambangan nikel yang akan digunakan untuk baterai kendaraan listrik, OJK telah menerbitkan insentif kepada perbankan.

Insentif yang diberikan salah satunya penurunan bobot aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit perbankan menjadi 50 persen untuk produksi dan konsumsi kendaraan listrik dari semula 75 persen.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan program hilirisasi menjadi kunci bagi Indonesia kalau ingin menjadi negara maju. "[Terapkan hilirisasi] di semua komoditas, baik untuk yang namanya CPO, Minerba, hingga yang berasal dari sumber daya alam laut kita," ujarnya dalam acara pertemuan tahunan industri jasa keuangan (PTIJK) 2023 pada awal tahun ini.

Jokowi menekankan hilirisasi kian dipandang penting dalam mendorong pendapatan domestik bruto (PDB) nasional agar dapat terus tumbuh. 

Dia memproyeksikan dampak hilirisasi dari sektor minerba, migas, dan kelautan dapat menyentuh angka US$715 juta. Di samping itu, lapangan kerja baru yang terbangun dapat mencapai 9,6 juta.

Namun, dia menilai proyek hilirisasi minim pembiayaan dari perbankan nasional. Jokowi pun meminta agar OJK memberikan dorongan terhadap perbankan akan pentingnya pembiayaan hilirisasi tersebut. "Dan saya minta dukungan OJK mengenai ini, bagaimana memberikan sosialisasi pentingnya hilirisasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini