Jelang IPO, Laba Pertamina Hulu (PHE) Salip BRI, BCA, hingga Induknya Pertamina

Bisnis.com,08 Jun 2023, 12:51 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Jelang IPO, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan kinerja apik dari sisi laba yang melampaui sejumlah perusahaan tercatat atau emiten di BEI. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - Entitas BUMN Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mematangkan rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. PHE mencatatkan kinerja apik dari sisi laba yang melampaui sejumlah perusahaan tercatat atau emiten di BEI.

PHE mencatatkan kinerja jumbo sehingga aksi IPO perusahaan dinantikan investor. Laba PHE bahkan melampaui sejumlah perusahaan besar big caps di BEI.

Pada 2022, PHE tercatat membukukan laba jumbo hingga US$4,67 miliar setara Rp69,17 triliun (kurs tengah BI Rp14.812 per dolar AS) pada 2022.

Sebagai perbandingan, tahun lalu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencetak laba bersih Rp51,17 triliun, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) meraup Rp41,17 triliun, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengantongi Rp40,74 triliun.

Bahkan laba bersih PHE melampuai induknya Pertamina yang mencatatkan laba bersih US$3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun pada 2022.

Berdasarkan bahan paparan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, tertulis bahwa rencana IPO subholding upstream Pertamina tersebut telah memasuki tahap kedua pengajuan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta inisiasi tahap pre-deal investor education.

Namun, Nicke enggan menjelaskan lebih detail mengenai progres serta waktu rencana Pertamina Hulu Energi untuk go public tersebut. Dia menuturkan bahwa, unlock value anak-anak usahanya melalui IPO merupakan salah satu upaya Pertamina untuk meningkatkan market cap hingga US$100 miliar. 

"Anak-anak ini harus cantik semuanya sehingga banyak yang tertarik untuk kerja sama untuk aliansi strategis sehingga otomatis mendorong ke arah US$100 miliar. IPO dari PHE juga kejutan jadi tunggu tanggal mainnya, nanti nggak kejutan lagi," ujarnya dalam Media Briefing Kinerja Pertamina Tahun 2022, Selasa (6/6/2023).

Dia juga mengungkapkan bahwa PHE saat ini merupakan motor terbesar investasi Pertamina. Melalui PHE, Pertamina akan melakukan sejumlah akuisisi blok migas. Salah satunya yang tengah dirampungkan adalah akuisisi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.

"Ada beberapa akuisisi yang kami lakukan karena kami tidak bisa secara konvensional saja berkembangnya, tapi juga unconventional. Salah satunya di dalam negeri yang harus kami finalkan itu Blok Masela," katanya.

Dengan segera masuknya Pertamina, dia berharap monetisasi salah satu blok migas raksasa di Indonesia itu dapat segera dilakukan sehingga dapat berkontribusi terhadap pendapatan negara dan pendapatan daerah.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, kementeriannya masih mengkaji kondisi pasar atau market terkait dengan rencana membawa PHE melantai di bursa.

Rencananya, aksi IPO yang digadang-gadang menjadi yang terbesar dari perusahaan BUMN itu bakal dilakukan bulan ini.

“Masih kita review kondisinya seperti apa di market, kita memang betul-betul berharap bahwa pelaksanaan IPO jadi, kita terus berdiskusi dengan OJK dan Bursa Efek,” kata Pahala saat ditemui di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Kendati demikian, Pahala menegaskan, PHE masih memiliki struktur keuangan yang andal untuk menjalankan sejumlah penugasan besar tahun ini.

Selain akusisi Blok Masela, beberapa proyek strategis yang saat ini diemban PHE, antara lain pengembangan sejumlah sumur minyak dan gas nonkonvensional (MNK), eksplorasi lanjutan hingga peningkatan aset portofolio luar negeri.

Adapun, PHE menganggarkan capex sebesar U$5,7 miliar atau setara dengan Rp86,26 triliun (kurs Rp15.134 per US$) pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini.

Besaran belanja modal itu naik 78,12 persen dari realisasi anggaran sepanjang 2022 yang berada di angka US$3,2 miliar atau setara dengan Rp48,47 triliun.

“Dana PHE cukup, Masela sendiri kan belum akan dikerjakan sekarang, kita masih menunggu adanya pelaksanaan FID [final investment decision] yang belum akan dilaksanakan sekarang,” kata dia.

Seperti dilaporkan oleh Reuters, Jumat (28/4/2023) Pertamina Hulu Energi disebut-sebut berencana memulai IPO pada Juni 2023. Jika terealisasi maka aksi korporasi itu akan menjadi yang terbesar di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara pada tahun ini.

Adapun, salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, melalui aksi IPO tersebut Pertamina Hulu Energi menargetkan penghimpunan dana sekitar Rp20 triliun atau setara dengan US$1,36 miliar (kurs US$1=Rp14.700).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini