Gara-gara Masker, Kursus Senyum Bertarif Rp800 Ribu Per Jam Laris Manis di Jepang

Bisnis.com,08 Jun 2023, 17:25 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi tersenyum

Bisnis.com, JAKARTA - Keiko Kawano adalah seorang guru les yang mengajar cara tersenyum kepada peserta kursusnya. 

Dalam kursus tersebut, para peserta memegang cermin di depan wajah mereka dan berlatih menarik sisi-sisi mulut ke atas dengan jari-jari mereka. 

Meskipun mungkin terdengar tidak lazim bagi sebagian orang untuk membayar untuk kursus semacam ini, namun permintaan terhadap jasa Keiko Kawano sebagai instruktur senyum mengalami peningkatan yang signifikan di Jepang. 

Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang terbiasa menggunakan masker  selama pandemi, sehingga mereka lupa caranya untuk tersenyum atau bahkan merasa aneh jika  harus tersenyum.

Himawari Yoshida (20), salah satu siswa yang mengambil kelas sebagai bagian dari kursus sekolahnya mengatakan salah satu cara untuk mempersiapkan dirinya dalam mencari pekerjaan adalah dengan memperbaiki senyumnya.

“Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama Covid-19 jadi ini latihan yang bagus,” katanya dikutip dari SCMP, Kamis (08/6/2023).

Dalam hal ini, kursus seperti yang ditawarkan oleh Keiko Kawano dapat membantu siswa memperbaiki senyum mereka, meningkatkan ekspresi wajah yang positif, dan mengasah keterampilan sosial yang dibutuhkan di tempat kerja. 

Dengan cara ini, siswa dapat meningkatkan daya tarik mereka bagi calon pemberi kerja dan meningkatkan kesempatan mereka untuk berhasil dalam memasuki pasar kerja.

Keiko mencatat, perusahaan 'Egaoiku' telah mengalami peningkatan permintaan yang signifikan, yaitu lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pelanggan mereka pun bervariasi mulai dari perusahaan yang ingin melatih karyawannya agar dapat berinteraksi dengan baik dan memberikan kesan positif kepada pelanggan. 

Sementara, pemerintah setempat sendiri memanfaatkan kursus ini demi meningkatkan kesejahteraan penduduknya, di mana senyum membuat suasana hati menjadi positif. 

Egaoiku menawarkan kursus yang mengajarkan cara tersenyum dan instruktur pribadi Keiko Kawano menjadi bagian dari kursus ini. 

Biaya satu sesi pelajaran dengan instruktur secara personal selama satu jam adalah 7.700 yen sekitar US$55 atau Rp819.475.

Sebelum pandemi, menggunakan masker di Jepang merupakan kebiasaan yang umum terutama selama musim alergi atau saat menghadapi acara penting dalam hidup seperti ujian. 

Meskipun pemerintah telah mencabut rekomendasinya untuk memakai masker pada bulan Maret, masih banyak orang di Jepang yang tetap mengenakan masker sehari-hari. 

Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh penyiar publik NHK pada bulan Mei, 55 persen penduduk Jepang mengatakan mereka masih mengenakan masker dengan frekuensi yang sama seperti dua bulan sebelumnya. 

Hanya 8 persen yang mengatakan mereka sama sekali tidak mengenakan masker.

Menariknya, sekitar seperempat mahasiswa sekolah seni yang mengikuti kelas masih tetap mengenakan masker selama pelajaran.

Menurutnya, generasi muda mungkin sudah terbiasa hidup dengan masker, dan wanita mungkin lebih mudah keluar tanpa make-up dan pria dapat menyembunyikan wajah mereka yang belum bercukur.

Keiko Kawano sendiri merupakan seorang mantan pembawa acara radio. Dirinya  mulai membuka jasa kursus pada 2017 dan telah melatih 23 orang lainnya demi menciptakan senyum yang sempurna di seluruh Jepang.

Metode "Teknik Tersenyum Gaya Hollywood" ini pun dirancang oleh Keiko untuk menciptakan senyum yang menarik dan terinspirasi oleh senyum-senyum yang sering terlihat dalam film Hollywood. 

Dia menyebut ada metode ini ada beberapa elemen, termasuk "mata bulan sabit," "pipi bundar," dan latihan mengatur posisi dan bentuk bibir mereka sehingga terlihat delapan gigi putih di baris atas saat mereka tersenyum.

Sehingga, ini menciptakan kesan senyum yang terbuka dan menarik, dengan menunjukkan gigi-gigi yang sehat dan putih.

Dengan melibatkan teknik ini, siswa diharapkan dapat memperbaiki dan mengasah senyum mereka, serta mendapatkan senyum yang indah dan menarik.

Melalui penggunaan tablet dan penilaian terhadap keindahan senyum, siswa dapat melihat perkembangan mereka dan mendapatkan umpan balik yang berguna. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk melacak kemajuan mereka dalam mempelajari teknik ini dan meningkatkan keterampilan senyum mereka secara efektif.

Keiko Kawano percaya bahwa secara budaya, orang Jepang mungkin cenderung kurang tersenyum dibandingkan dengan orang Barat karena rasa aman mereka sebagai negara kepulauan dan sebagai negara yang memiliki homogenitas budaya. 

Padahal, senyuman dapat berperan dalam mengurangi ketegangan atau ketidakpastian saat berinteraksi dengan orang asing. 

Senyuman dapat menciptakan kesan bahwa seseorang tidak membawa ancaman dan membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antara orang Jepang dan orang asing yang pada akhirnya memunculkan rasa aman dan kepercayaan dari lingkungan sekitar.

Kawano juga menyebutkan bahwa dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Jepang, penting bagi orang Jepang untuk berkomunikasi dengan orang asing menggunakan lebih dari sekadar bahasa tubuh. 

Dalam konteks ini, senyuman dapat menjadi sarana efektif untuk berkomunikasi dengan orang asing dan menciptakan suasana yang ramah.

"Jika dilihat dari budaya Jepang, senyuman menunjukkan bahwa saya tidak membawa senjata dan saya bukanlah ancaman bagi Anda. Saya pikir ada kebutuhan yang meningkat bagi orang untuk tersenyum," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini