Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank jumbo seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) gencar menyusun siasat guna meraup pendapatan berbasis komisi atau fee based income masing-masing tahun ini.
Terkereknya fee based diharapkan bisa berkontribusi terhadap perolehan laba.
Direktur Digital dan IT BRI Arga M. Nugraha mengatakan BRI tahun ini menggenjot fee based income mereka melalui penguatan layanan digital. BRI terus memberi kemudahan dan kepuasan kepada pelanggan yang berujung pada peningkatan volume transaksi BRI secara keseluruhan.
“Per Maret 2023, BRI mencatat sebanyak 98,9 persen transaksi dilakukan nasabah melalui kanal digital. Artinya hanya 1,1 persen saja transaksi nasabah yang masih menggunakan cara konvensional," jelasnya dalam keterangan resmi pada beberapa waktu lalu.
Secara lebih rinci, kanal digital menyumbang sebesar 37 persen dari pendapatan berbasis komisi atau dengan nominal mencapai Rp1,83 triliun.
BRI sendiri telah meraup fee based income secara konsolidasi Rp5,73 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh dobel digit atau 19,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menggenjot pendapatan nonbunga termasuk fee based income tahun ini salah satunya dengan pengembangan beragam layanan digital. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan perseoran optimis pendapatan nonbunga tetap tumbuh.
"Hal ini juga sejalan dengan tren digitalisasi di masyarakat yang terus meluas," ungkap Rudi.
Bank Mandiri telah mencatatkan fee based income Rp4,7 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 19,89 persen yoy.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mencatat peningkatan fee based income 8 persen yoy menjadi Rp2,28 triliun per kuartal I/2023. Peningkatan fee based income tak terlepas dari strategi penguatan layanan digital di emiten bank berkode BBNI ini.
Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan perseroan memang secara konsisten mengoptimalkan potensi digital banking pada setiap aspek.
"Melalui BNI Mobile Banking, BNI terus memperluas layanan dengan memanfaatkan ekosistem BNI group, retailer, hingga mitra global untuk menjawab masing-masing permintaan pelanggan di era perbankan digital modern ini," katanya.
Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan dalam mendorong kinerja pendapatan nonbunga termasuk fee based income, BCA terus memperkuat ekosistem finansial serta menyempurnakan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.
"BCA juga mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan transaksi perbankan digital, sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Hera.
BCA mencatatkan nilai fee based income Rp4,25 triliun per kuartal I/2023, naik 7,06 persen yoy.
Sebelumnya, Founder Kurikulum Saham Alex Sukandar mengatakan fee based income dari layanan digital akan terus meningkat dan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja bottom line perbankan.
“Masyarakat semakin terbiasa dengan transaksi melalui platform digital. Hal ini menciptakan peluang bagi bank-bank untuk menawarkan berbagai layanan fee based melalui kanal digital, seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, pembelian produk keuangan, dan sebagainya,” ungkapnya.
Meningkatnya adopsi digital dimanfaatkan oleh bank seperti untuk melahirkan inovasi. Misalnya, bank dapat memperkenalkan layanan pembayaran digital yang lebih canggih, seperti dompet digital, pembayaran menggunakan teknologi QR code, atau integrasi dengan e-commerce platform.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel