Semen Indonesia (SMGR) Kenalkan Teknologi Deteksi Operator Mengantuk

Bisnis.com,15 Jun 2023, 16:27 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. di Narogong, Kabupaten Bogor. Solusi Bangun Indonesia merupakan entitas bisnis PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. setelah mengambil alih kepemilikan Semen Holcim dari Lafarge Cement. Adapun saat didirikan, perusahaan ini bernama Semen Cibinong./solusibangunindonesia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten holding BUMN semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) alias SIG mulai menerapkan inovasi sistem pemantauan tambang digital di pabrik Tuban. Teknologi ini berbasis Quarry Mining Command Center (QMCC).

Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mahreyni menjelaskan dengan teknologi ini pengawasan operasional tambang dilakukan secara langsung pada area penambangan yang luas. Penerapan QMCC merupakan langkah untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja tambang di wilayah operasional perusahaan.

"Selain membuat operasional tambang lebih optimal, sistem pengawasan QMCC juga memastikan penerapan kaidah good mining practice," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (14/6/2023).

QMCC bekerja dengan menggunakan aplikasi monitoring secara terintegrasi seperti pelacak GPS yang dipasang pada alat berat, fatigue sensor dan kamera yang dipasang dalam kabin pada kendaraan operasional tambang. Dengan cara ini, maka petugas dapat mendeteksi tingkat kelelahan operator dengan mengukur aktivitas gerakan mata, detak jantung, dan tingkat stress.

Seluruh informasi yang bersumber dari aplikasi pengawasan tersebut ditampilkan pada layar pusat kontrol dan dipantau oleh petugas yang bertindak sebagai komando operasional. Dengan demikian, potensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat kondisi dan tindakan tidak aman seperti mengantuk yang berisiko terjadi kecelakaan dapat diantisipasi sejak dini.

Penerapan QMCC memungkinkan aktivitas pertambangan dapat dilakukan pemantauan secara online dan real time selama 24 jam. Inovasi ini pun telah membantu optimalisasi aktivitas pengawasan dan membuat operasional tambang menjadi lebih efektif dan efisien.

“Kebutuhan data lapangan juga dapat didistribusikan secara lebih aktual dan akurat sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat," tambah Vita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini