Diplomat Rusia Sebut Ukraina Perdagangkan Organ Tubuh Rakyatnya demi Bantuan Militer Barat

Bisnis.com,16 Jun 2023, 09:27 WIB
Penulis: Erta Darwati
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Ukraina siap memperdagangkan organ tubuh rakyatnya untuk mendapatkan bantuan militer Barat.

Zakharova menyatakan hal tersebut di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg pada Kamis (15/6/2023).

Diplomat itu mengatakan bahwa rezim Kyiv dengan cepat mengubah negara itu menjadi pusat global perdagangan organ manusia.

"Rezim Kyiv siap membayar berapapun untuk bantuan militer yang didapatnya. Sekarang bahkan sampai ke organ manusia warganya," ujarnya, seperti dilansir dari TASS, pada Jumat (16/6/2023).

Dia mengatakan bahwa Ukraina akan segera mengetahui alasan Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang pura-pura peduli untuk membantunya.

"Waktunya mungkin akan tiba ketika Ukraina akan memahami alasan sebenarnya mengapa teman-teman AS dan Eropa yang pura-pura peduli. Tapi itu tidak akan segera. Tetap saja, lebih baik nanti daripada tidak sama sekali," lanjutnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan semua telah terlambat karena pasien telah menandatangani persetujuan operasi dan organisasi internasional mengabaikan hal itu.

"Mereka benar-benar membawa pisau ke negara itu, tetapi sudah terlambat untuk mengeluh. Pasien telah menandatangani persetujuan untuk operasi. Organisasi internasional yang relevan, dengan seni yang layak untuk tujuan yang lebih baik, mengabaikan fenomena yang jelas dan kriminal ini, " tambahnya.

Diplomat itu mengatakan negara-negara Barat adalah penerima manfaat utama dari praktik transplantasi ilegal di Ukraina.

"Skenarionya telah dilatih di Yugoslavia. Semua organ yang diambil dari orang-orang, yang dibunuh saat itu, digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang Barat," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini