Investor Mulai Agresif Masuk ke Saham, Wall Street Membumbung Lagi

Bisnis.com,16 Jun 2023, 07:50 WIB
Penulis: Newswire
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham di Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, karena investor menyambut data ekonomi yang memicu taruhan bahwa Federal Reserve AS hampir mengakhiri siklus pengetatan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average melambung 428,73 poin atau 1,26 persen, menjadi 34.408,06 poin. Indeks S&P 500 bertambah 53,25 poin atau 1,22 persen, berakhir di 4.425,84 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 156,34 poin atau 1,15 persen, ke posisi 13.782,82 poin.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor kesehatan dan jasa-jasa komunikasi memimpin penguatan masing-masing naik 1,55 persen dan 1,54 persen. Sektor real estat membukukan pertumbuhan terlemah, naik 0,34 persen.

Saham AS diperdagangkan naik tajam pada Kamis (15/6/2023) dengan S&P 500 dan Komposit Nasdaq menyentuh tertinggi baru 14 bulan. Taruhan yang meningkat bahwa The Fed hampir selesai menaikkan suku bunga setelah bank sentral menghentikan kampanye kenaikan suku bunga pada Rabu (14/6/2023) menambah lebih banyak pemicu sentimen investor, sementara reli ekuitas didorong oleh antusiasme seputar kecerdasan buatan (AI) yang meluas di luar sektor teknologi.

Sehari setelah jeda hawkish oleh Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin pada Kamis (15/6/2023), dengan Presiden ECB Christine Lagarde menggambarkan kenaikan lebih lanjut sebagai "sangat mungkin." Sikap kebijakan hawkish bank sentral, bagaimanapun, diimbangi oleh optimisme bull-market, yang tercermin dalam fakta bahwa pasar secara luas telah meningkat secara nyata.

Kenaikan pasar saham Kamis (15/6/2023) dikaitkan dengan momentum bull-market baru-baru ini, yang telah mengatasi prospek kebijakan hawkish bank sentral, karena kegembiraan tentang AI mempertahankan reli di sektor teknologi, sementara saham-saham yang tertinggal mulai mengejar rekan-rekan mereka, kata Phillip Toews, kepala eksekutif Toews Asset Management, dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch.

Sementara itu, investor memperhatikan serangkaian data ekonomi pada Kamis (15/6/2023), dengan beberapa analis percaya bahwa meskipun momentum pasar baru-baru ini berpotensi mengirim saham lebih tinggi dalam waktu dekat, fundamental mungkin tidak mendukung kenaikan yang berkelanjutan.

Data yang dirilis Kamis (15/6/2023) oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 10 Juni tetap di 262.000, sejalan dengan tingkat revisi minggu sebelumnya. Sementara itu, laporan Kamis (15/6/2023) dari Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa penjualan ritel naik 0,3 persen pada Mei, mengalahkan ekspektasi pasar untuk penurunan 0,2 persen.

"Valuasi ekuitas gagal untuk mencerminkan risiko terhadap ekonomi, dalam pandangan kami. Perlambatan pertumbuhan AS yang diharapkan di paruh kedua dapat merugikan pendapatan perusahaan. Kami memperkirakan kontraksi laba perusahaan dari tahun ke tahun dan percaya estimasi laba konsensus terlalu bullish. Ekuitas juga terlihat kurang menarik dari sudut pandang valuasi, baik relatif terhadap sejarah mereka sendiri maupun versus pendapatan tetap," kata sebuah catatan penelitian yang diterbitkan oleh UBS Global Wealth Management USA pada Kamis (15/6/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini