BCA Digital (blu) Bersiap Luncurkan Kartu Debit Fisik

Bisnis.com,19 Jun 2023, 21:52 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Logo Blu BCA Digital/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Digital BCA (blu) berencana meluncurkan kartu debit fisiknya pada akhir tahun ini seiring dengan permintaan pasar yang dinilai masih potensial.

Head of Digital Business BCA Digital Edwin Tirta mengatakan BCA Digital telah meluncurkan kartu debit virtual, bluVirtual sebagai salah satu opsi pembayaran digitalnya. Melalui kartu virtual itu, nasabah bisa bertransaksi secara online. Namun, kini BCA Digital akan meluncurkan kartu debit secara fisik. Saat ini, kartu debit fisik itu masih dalam tahap piloting dan proses perizinan dari regulator.

"Kuartal IV/2023 kami bisa kenalkan blu debit card ke publik," kata Edwin pada Senin (19/6/2023).

Ia mengatakan BCA Digital tetap meluncurkan kartu debit fisik meskipun sudah ada kartu virtual karena permintaan nasabah. BCA Digital sendiri menyasar pangsa pasar nasabah milenial di Indonesia. 

Menurutnya, nasabah tetap membutuhkan kartu fisik dalam bertransaksi meskipun memiliki kartu virtual. Kartu fisik tersebut bisa digunakan di berbagai merchant. 

Sementara itu, berdasarkan statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia, transaksi kartu debit di Indonesia tetap bertumbuh. Jumlah kartu ATM dan kartu debit pada April 2023 mencapai 260,55 juta, naik 12,25 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Volume transaksi kartu ATM dan debit mencapai 659,95 juta transaksi per April 2023, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 653,62 juta transaksi.

Meski begitu, bisnis kartu debit menghadapi tantangan krisis cip (chipset). Cip tersebut kini banyak dimanfaatkan untuk pengembangan kartu debit. Namun, sejak 2021 telah terjadi kelangkaan cip dan berdampak pada sejumlah industri, termasuk perbankan. Analis Forrester Glenn O'Donnell memperkirakan krisis cip masih akan terjadi pada tahun ini.

Produsen cip menghadapi masalah pasokan yang kemudian diperburuk oleh perang Ukraina Rusia. "Permintaan tetap tinggi sementara pasokan tetap terbatas," kata O'Donnel dikutip dari CNBC Internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini