Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Tbk. (AMAR) telah menjalin kolaborasi dengan platform financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending Investree. Padahal, Investree diterpa kasus adanya gagal bayar peminjam dana atau borrower.
Kolaborasi antara Bank Amar dan Investree dilakukan guna memperluas target pasar ke segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM). Dengan kolaborasi itu, Investree dapat meraup segmen kredit UKM yang belum terlayani melalui Bank Amar, lalu Bank Amar bisa menumbuhkan portofolio kredit mereka di konsumer serta UKM.
Investree Group melalui Investree Singapore Pte,.Ltd juga memiliki kepemilikan saham di Bank Amar sebesar 2,54 miliar lembar atau 13,83 persen porsi kepemilikan.
Namun, kini Investree diterpa kabar gagal bayar borrower. Rata-rata pinjaman yang mengalami gagal bayar mencapai Rp5,55 miliar dengan rating pinjaman di level B sampai C- yang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi. Payor (pembayar) dari kontrak perjanjian yang berasal dari perusahaan swasta ternama, BUMN, perusahaan multi nasional, hingga APBN.
Apabila melihat dari pengaduan lender (kreditur), profil peminjam yang mengalami gagal bayar 90 hari berasal dari sektor tekstil dan garmen hingga konstruksi.
Direktur SME, Korporasi, dan Operasional Bank Amar Eka Banyuaji mengatakan sampai saat ini kolaborasi antara Bank Amar dan Investree masih berjalan dengan baik.
"Pertumbuhan portofolio kredit juga baik. Kami juga tidak kesampingkan prinsip kehati-hatian dalam jangkau nasabah," ujarnya dalam paparan publik pada Selasa (20/6/2023).
Bank Amar sendiri telah menyalurkan kredit Rp2,4 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh tipis 2,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian kredit Bank Amar itu ditopang oleh penyaluran melalui kerja sama dengan platform digital, termasuk Investree.
Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) Bank Amar pun tetap terjaga. NPL gross Bank Amar susut dari 7,71 persen per Maret 2022 menjadi 6,48 persen per Maret 2023.
NPL nett pun turun dari 2,25 persen pada kuartal I/2022 menjadi 1,84 persen pada kuartal I/2023.
Eka mengatakan kolaborasi yang dilakukan bank dengan platform digital seperti Investree itu bertujuan menjangkau lebih banyak nasabah dan sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investree juga akan terus menggaet kerja sama dengan platform digital lainnya guna meruap lebih banyak nasabah.
Sebelumnya, berdasarkan data PT Reliance Sekuritas Indonesia, AMAR diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan pinjaman 18,2 persen yoy sepanjang tahun 2023, terutama didorong dengan potensi platform digital Tunaiku dan kolaborasi dengan Investree untuk menyalurkan pinjaman bagi UMKM.
"AMAR diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pinjaman yang moderat dan penurunan yang signifikan pada rasio biaya terhadap pendapatan [cost to income ratio] melalui transformasi digital," tulis Reliance dalam risetnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel